Jumanto Imbau Bela Beli Kulon Progo dan Kuatkan Kerukunan Warga

Kulon Progo (FKUB) – Workshop pemerkuatan kesadaran saling menghormati dan menjaga kerukunan umat beragama Kulon Progo yang diselenggarakan Pusat Studi Hak Asasi Manusia UII, FKUB, dan The Asia Fondation di Wisma Kusuma (26_27 September) dihadiri sejumlah tokoh agama, aktifis dan pemerhati kerukunan.

Dalam sambutannya Direktur Pusham UII Eko Riyadi, “Kulon Progo ibarat gadis perawan suci dalam hal kerukunan dan toleransi harus mampu bertahan dalam gejolak metropolis dan ancaman konflik , saya berharap dialog kerukunan selama dua hari ini dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak akan terwujud nyata sehingga issu intoleransi akan terhindari,” ujar Eko.

Berikutnya Ketua FKUB, Agung Mabruri Asrori memaparkan bagaimana usaha FKUB yang hanya berjumlah 17 anggota konsis dalam menjaga kebersamaan umat beragama di Kulon Progo, alhamdulilah generasi kerukunan sudah terbentuk dari tahun 2015. kemudian angkatan dua yang lebih muda terbentuk dari hasil kemah pemuda lintas agama bulan Juli. terima kasih kepada Pusham UII, Kesbangpol. dan juga Kementerian Agama yang selalu mendukung agenda dan program pemuda lintas agama ( FPLA). Dalam Manunggal fair kali ini Kementerian agama mengfasilitasi satu stand untuk FPLA . monggo didukung dikunjungi anak anak muda pilot kerukunan di Kulon Progo ini, semoga Kulon Progo ke depan bisa sebagai laboratorium kerukunan,” tutur Agung

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat , Setda Kulon Progo, H. Jumanto, SH memberikan apresiasi kepada Pusham UII dan tim penyelenggara workshop ini, ,” Marilah kita perkuat kerukunan warga dna umat beragama meski era milenia ini akan banyak tantangan, hambatan dan konflik yang mengatas namakan agama, jangan pernah malu untuk mengonsumsi hasil alam Kulon Progo, bela beli Kulon Progo menjadi penguat di semua bidang,” pungkas Jumanto.

Selanjutnya sesi 1, hadir narasumber dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN SUKA). Prof. Dr. H.Mahasin, MA. yang memaparkan wacana dan praktik Teologi yang toleran, saling menghormati dan berkeadaban dan Ketua Komisi Hubungan Antar Agama, Romo Eduardus Didik Cahyono, S.J. dari Semarang (izs)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *