Masuki Hari Keempat, Peserta Diklat Revolusi Mental Budaya Kerja Tetap Semangat
Kulon Progo (Kankemenag) – Memasuki hari ke-empat diklat revolusi mental budaya kerja pelayanan bagi madrasah, peserta masih tetap semangat. Diklat Revolusi mental telah dibuka pada Senin (10/2/2020) di Gedung Menoreh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kulon Progo. Diklat yang dibuka oleh Kasubag TU, Drs.H Moh. Mustolih mewakili Kakankemenag, rencananya berlangsung hingga Sabtu (15/2/2020).
Diklat yang diikuti 40 peserta terdiri dari, Kepala dan Guru MI, MTs, MA, serta pengawas madrasah. Materi pertama disampaikan oleh kakankemenag Kulon Progo, H. Ahmad Fauzi, MA tentang Program dan kebijakan Kementerian Agama dengan berbagai contoh implementasi nilai lima budaya kerja. Sebelumnya diklat tersebut diawali dengan pelaksanaan pretest.
Hadir sebagai Narasumber dari Balai Diklat Keagamaan Semarang, Drs. H Suyadi, M.Pd.I., dan Drs. H Mukhroji Arifin, S. Ag., M.Pd., selama enam hari akan membersamai peserta diklat dengan berbagai materi pembelajaran yang tentu dibutuhkan para guru, kepala madrasah maupun pengawas di era revolusi industri ini.
Di antara bahasan yang sudah disampaikan pemateri seperti, Building Service Comitmen (BSC), Pelayanan prima, Action plan, Building report, Pelayanan publik, Membangun budaya kerja.
Kelas DDWK gedung Menoreh kompak menyemarakkan yel yel difasilitasi oleh Widyaiswara, Drs. H Suyadi, M.Pd.I., di antaranya, ubah cara pandang, ubah cara pikir, ubah sikap dan perilaku, ubah pola kerja, yes yes yes, oke luar biasa.
“Alhamdulilah ternyata apa yang kami sampaikan di madrasah masih harus kami perbaiki, kami tingkatkan dengan memulai dari perubahan diri kami sendiri, ” ungkap Kasmad Rifangi, Kepala MI Ma’arif Sendang, yang juga juara Kepala MI Berprestasi Nasional tahun 2018 dan 2019.
Harapan dari diklat ini seperti diutarakan Widyaiswara, Drs. H.Mukhroji Arifin, S.Ag M.Pd yaitu agar peserta paham dan terlatih dalam upaya membangun budaya kerja. “Semoga peserta memahami dan terlatih dalam upaya membangun budaya kerja melalui strategi gerakan revolusi mental dan nilai agama,” tutur Arifin. (izs/abi)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!