Implementasi SLI, MIN 2 Kulon Progo Praktik Fun Reading Activity Membaca Lantang
Kulon Progo (MIN2KP) – Implemantasi SLI, MIN 2 Kulon Progo melaksanakan praktik Fun Reading Activity (FRA)-Membaca Lantang. Praktik membaca lantang ini mulai dilaksanakan di sebagian kelas oleh beberapa guru di MIN 2 Kulon Progo. Selain mengimplementasi program SLI, pelaksaaan membaca lantang ini dimaksudkan agar anak-anak kembali fresh setelah melaksanakan PTS. Kegiatan berlangsung di ruang kelas IA, IB, dan VI madrasah setempat, Jumat dan Sabtu (13-14/3/2020).
Purnaida, S.Ag., guru kelas IB mengungkapkan sangat senang bisa mempraktikkan membaca lantang di kelasnya. Menurut Purnaida tidak ada kendala dalam membaca lantang ini. Karena guru yang membacakan dan anak-anak tinggal mendengarkan. Sebelum ada pelatihan dari SLI ini, ia belum pernah praktik membaca lantang. “Ini baru pertama kali saya lakukan, masih perlu banyak latihan,” katanya.
Senada dengan Purnaida, Siti Fatini, S.Pd.I guru kelas IA mengatakan bahwa respon anak-anak sangat bagus. “Anak-anak-anak antusias mendengarkan cerita dari awal sampai akhir. Hanya saja, saya yang belum terbiasa. Paling sulit ketika mengubah suara beberapa tokoh,” ungkap Siti.
Sementara itu Fitri Asmawati, guru kelas VI mengatakan bahwa ada beberapa tantangan dalam membaca lantang ini. “Yang pertama, sebelum membacakan cerita, guru harus benar-benar paham tentang buku yang akan dibacakan. Baik itu judul, nama pengarang, ilustrator, alur cerita, maupun tokoh-tokoh dalam cerita. Yang kedua, guru harus benar-benar siap untuk berperan sebagai tokoh yang ada dalam cerita yang akan dibacakan,” terang Fitri.
Menurut Fitri sebenarnya tidak begitu sulit, tetapi bagi pemula seperti dirinya masih agak kaku. “Yang paling sulit adalah ketika harus mengubah suaranya menjadi suara beberapa tokoh yang ada dalam cerita. Kadang juga ada rasa sedikit ragu karena audien adalah anak-anak kelas 6 yang sudah agak besar, takutnya anak-anak tidak suka,” tuturnya.
Baik Purnaida, Siti, maupun Fitri mengungkapkan hampir tidak ada kendala dalam mempraktikkan membaca lantang ini. Kendala terbesar dalam membaca lantang ini adalah ketika mengubah suara pribadi menjadi beberapa suara dalam tokoh dengan suara yang berbeda-beda. Hal ini terjadi karena ketiganya belum terbiasa melaksanakan membaca lantang.
Irdaunas Sarah Chilfina, salah satu siswa kelas VI sangat senang dan antusias mengikuti FRA membaca lantang ini. Menurutnya mendengarkan cerita yang dibacakan oleh guru lebih bisa dipahami dan lebih menarik. “Paling seru ketika bu guru menirukan suara tokoh dalam cerita. Suaranya lucu, kadang seperti anak kecil, kadang-kadang seperti nenek lampir,” ungkapnya sambil tertawa.
Kepala MIN 2 Kulon Progo, Etik Fadhilah Ihsanti, S.Pd.I., M.Pd. merespon positif kegiatan yang dilakukan. Menurut Etik, dengan adanya SLI ini guru-guru menjadi tambah kreatif. Ia merasa sangat senang dengan semangat dan kerja sama dari guru-guru. “Guru-guru baru, teman, semangat, dan program yang juga anyar, menambah energi serta semangat untuk menjadikan madrasah lebih baik. Harapan ke depan, bukan hanya membaca lantang yang di praktikkan. Bukan hanya dipraktikkan sekali atau dua kali, tetapi menjadi kebiasaan. Akan lebih baik jika kegiatan ini terjadwal secara rutin di tiap-tiap kelas,”tegasnya.
Etik berharap kreatifitas dan kerjasama yang baik antara sesama guru akan meningkatkan budaya literasi dan gemar membaca bagi murid-murid MIN 2 Kulon Progo. Sehingga MIN 2 Kulon Progo menjadi lebih baik, lebih maju menuju Madrasah Hebat Bermartabat. (fas/abi)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!