Siswa Tata Busana MAN 2 Kulon Progo Unjuk Karya Akhir
Kulon Progo (MAN2KP) – Padatnya jam pelajaran dan kegiatan di kelas XII tak mengurangi semangat para siswa keterampilan Tata Busana MAN 2 Kulon Progo untuk menunjukkan karya akhir yang lahir dari tangan-tangan terampil mereka. Usai mengikuti KBM dan Doa Bersama, tiga puluh siswi kelas keterampilan Tata Busana tersebut langsung bersiap diri untuk dinilai, Jumat (28/2/2020). Bertempat di lapangan Kampus 1 dan Perpustakaan Lantai 2, mereka unjuk hasil karya akhir dengan penuh percaya diri.
“Anak-anak untuk tahun ini sengaja tidak mengundang perias khusus karena selain waktu yang sangat mepet juga keterampilan mereka dalam merias diri perlu diuji. Sebab Tata Busana juga tak lepas dari hal-hal serupa sebagai nilai tambah yang mendukung performance seseorang untuk tampil dalam acara pesta dan sejenisnya,” papar Esti Winarni, S.Pd., guru senior Tata Busana MAN 2 Kulon Progo.
Kegiatan penilaian karya akhir Keterampilan Tata Busana ini sudah menjadi agenda rutin tiap akhir tahun pelajaran khususnya kelas XII. Tujuannya sebagai bahan nilai ujian praktik dan persiapan untuk membuat buku tahunan yang akan memuat hasil praktik dari kelas X sampai kelas XII. Karya-karya tersebut mulai dari rok, blus, kebaya bordir, hingga busana muslimah.
Adapun tema yang ditampilkan sore itu adalah busana pesta muslimah. “Anak-anak begitu semangat, ceria, dan nampak cantik alami ala remaja dengan riasan sederhana namun berkesan. Mereka begitu hebat karena dengan waktu yang begitu padat, bisa membuat suatu karya yang sungguh membanggakan,” imbuhnya.
Senada dengan hal tersebut, Dwi Kurniati, S.Pd. selaku guru pembimbing Keterampilan Tata Busana MAN 2 Kulon Progo yang jago desain ini pun melambungkan harapan yang sama. “Mudah-mudahan keterampilan yang telah diperoleh di madrasah dapat dikembangkan di keluarga dan lingkungan sekitar serta bisa untuk berwirausaha,” tutur Dwi.
Sementara itu, Linatus Solekhah kelas XII MIPA 3 mengungkapkan kepuasannya belajar keterampilan di MAN 2 Kulon Progo. “Seneng bisa belajar keterampilan Tata Busana di sini. Gurunya sabar menghadapi kami. Dari yang kami belum bisa apa-apa menjadi bisa berkarya. Susahnya ya kalau pas lagi capek-capeknya terus ada saja hambatannya seperti jarum patah atau benang putus,” paparnya yang diakhiri dengan seulas senyum penuh harapan. (ast/abi)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!