Pembinaan PAIF, Kasi Bimas Islam Ingatkan Tiga Fungsi Penyuluh

Kulon Progo (Kankemenag) – Penyuluh Agama Islam itu melaksanakan kerjanya tidak hanya di kantor saja. Tetapi harus terjun langsung di masyarakat untuk memberikan penyuluhan. Mereka juga harus paham betul terhadap tiga fungsi penyuluh yang diembannya. Hal itu disampaikan Kasi Bimas Islam Kankemenag Kulon Progo, H. Saeful Hadi, S.Ag., M.Pd.I. saat memberikan Pembinaan kepada Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) di Joglo Nglinggo, Samigaluh, Rabu (22/7/2020) pagi.

“Tugas penyuluh agama tidak hanya bekerja di kantor saja, tetapi harus terjun langsung memberikan penyuluhan di masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya, penyuluh juga harus paham betul tiga fungsi yang diembannya, informatif dan edukatif, konsultatif, serta advokatif,” pinta Saeful.

“Informatif dan edukatif, artinya penyuluh harus memposisikan dirinya sebagai Da’i yang wajib mendakwahkan Islam, menyampaikan penerangan agama, dan mendidik masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai tuntunan Qur’an dan Sunnah,” terangnya.

“Sedangkan konsultatif bermakna agar penyuluh menyediakan dirinya untuk turut memikirkan dan memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat. Baik itu persoalan pribadi, keluarga, maupun masyarakat secara umum. Penyuluh harus mau membuka mata dan telinga terhadap persoalan yang dihadap umat. Penyuluh juga menjadi tempat bertanya dan mengadu untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan nasihatnya,” imbuh Kasi yang asli Subang, Jawa Barat ini.

“Selanjutnya advokatif menuntut agar penyuluh memiliki tanggung jawab moral dan sosial terhadap umat binaannya dari berbagai ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang merugikan akidah, mengganggu ibadah, dan merusak moral,” pungkasnya.

Dalam pembinaan  tersebut juga menghadirkan Muhammad Mahlani, S.Ag., M.Pd. sebagai narasumber. Mahlani mengungkapkan bahwa tugas utama penyuluh adalah memberikan penyuluhan kepada masyarakat dengan segala kendalanya. Penyuluh tidak boleh hanya bisa mencontoh, tetapi diperlukan adanya inovasi cara berdakwah. “Salah satu inovasi adalah berdakwah melalui video. Apalagi di era sekarang ini, dakwah tidak boleh mengumpulkan orang banyak. Sehingga dakwah melalui video menjadi sangat efektif,” tegasnya.

Kemudian peserta pembinaan diajak praktik membuat video untuk media dakwah oleh Mahlani.

PAIF KUA Girimulyo, M. Natsir Nurdin, S.Ag mengaku bahwa pembinaan dan penyuluhan melalui media itu merupakan solusi tepat bagi seorang penyuluh. Karena pembinaan / penyuluhan di masa pandemi Covid-19 adalah sebuah solusi dan keharusan bagi seorang penyuluh. “Ternyata dakwah melalui medsos tidak semudah ketika dibayangkan, bahkan membutuhkan perangkat-perangkat yang cukup jlimet, dan harus memiliki persiapan mental serta psikologi yang cukup. Juga harus menguasai materi singkat karena hanya membutuhkan durasi waktu 3  sampai 5 menit. Kita juga tidak boleh spaneng, harus lebih santai dan bisa diselingi dengan musik  serta menyanyi atau sholawat,” ungkapnya.

“Manfaatnya justru bagi saya sebagai seorang penyuluh itu luar biasa. Sehingga penyuluh bisa menguasai media sebagai ajang dakwah. Jangan sampai seorang penyuluh gaptek. Harus benar-benar melek teknologi dan informasi di masa modern ini,” ucap Natsir. (arw/abi)

Tetap sehat dan semangat

#LawanCovid-19

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *