Guru MIN 2 Kulon Progo Jadi Tim Penyusun Soal Ujian Madrasah

Kulon Progo (MIN2KP) – Guru MIN 2 Kulon Progo, Fitri Asmawati, salah satu anggota tim penyusun soal Ujian Madrasah, aktif mengikuti penyusunan soal yang diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kabupaten Kulon Progo pada Sabtu (6/3/2021) di MIN 2 Kulon Progo.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program yang telah direncanakan sebelumya dalam Sosialisasi Penulisan Soal HOTS pada Rabu (3/3/2021) di Aula Menoreh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kulon Progo.Tujuan dari kegiatan penyususan soal ini adalah dalam rangka mempersiapkan Ujian Madrasah tahun 2020/2021. Anggota tim penyusun soal merupakan guru yang telah ditunjuk dan dianggap mampu melaksanan tugas penyusunan soal ujian madrasah dari beberapa MI di wilayah Kulon Progo baik negeri maupun swasta.

Dalam sambutannya, Kepala MIN 2 Kulon Progo, Etik Fadhilah Ihsanti, S.Pd.I., M.Pd, menyampaikan terima kasih atas kepercayaan KKMI kepada madrasahnya untuk menjadi tuan rumah kegiatan penyusunan soal. Etik juga menyampaikan permohonan maaf jika dalam menyediakan tempat dan pelayanan kurang maksimal. “Kami menyambut baik kegiatan ini, selamat berkarya bagi guru-guru yang terpilih dan terima kasih atas kepercayaan KKMI yang menjadikan  MIN 2 Kulon Progo sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan. Kami juga mohon maaf yang setulus-tulusnya jika dalam penyediaan tempat dan sarana prasarana masih banyak kekurangan dan keterbatasan,” ucapnya.

Hadir dalam kegiatan ini Pengawas MI Kapanewon Temon-Kokap-Panjatan, Drs. R. Imam Aladin Nur. Ia menyampaikan bahwa saat ini guru dituntut untuk mampu membuat soal penilaian pembelajaran secara mandiri, tidak hanya bergantung kepada orang lain, karena pada dasarnya semua guru memiliki kemampuan untuk membuat soal dengan baik. Hanya saja sebagian guru belum mengembangkan kreativitasnya itu secara maksimal. “Dengan adanya pendampingan penyusunan soal HOTS ini, diharapkan guru-guru madrasah termotivasi untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitasnya dalam membuat soal-soal penilaian yang mampu mengembangkan anak berpikir tingkat tinggi,” katanya.

Ia juga berpesan agar tim penyusun soal ini tidak berhenti hanya sampai pada selesainya kegiatan penyusunan soal ujian madrasah saja. Harapannya setelah tugas penyusunan soal selesai, selanjutnya mengimbaskan ilmu yang telah diperoleh tersebut ke guru-guru lain di madrasahnya. “Setelah selesai penyusunan soal, tim ini minimal akan menjadi pembimbing bagi rekan kerja di madrasahnya. Selanjutnya, diharapkan dari tim ini juga menjadi pendamping penyusunan soal di 3 eks Tuti wilayahnya masing- masing,” imbuhnya.

Ketua KKMI sekaligus pemandu acara Kasmad Rifangi, S.Pd.I. M.Pd. menyampaikan harapannya agar tim penyusun soal ini bekerja secara maksimal agar memperoleh hasil soal yang benar-benar berkualitas. “Dengan bimbingan lansung dari pengawas madrasah, dan guru pendamping diharapkan produk soal-soal yang dihasilkan benar-benar berkualitas dan sesuai dengan indikator HOTS,” tuturnya.

Fitri Asmawati, sebagai salah satu anggota tim  merasa senang mendapatkan pendampingan dalam penyusunan soal. Bagi Fitri, sebenarnya ini bukan pertama kali menjadi penyusun soal. Hanya saja pada kesempatan ini agak berbeda karena ada pendampingan dari pengawas madrasah dan guru yang telah mengikuti Bimtek sebelumnya. “Pembuatan soal lebih terarah, baik dari teknis maupun materi karena didampingi oleh guru pendamping dan pengawas madrasah,” ungkap Fitri.

Teknis penyusunan soal dipandu oleh Dwi Ratna Fajar Rahayu, S.Pd (guru MIN 2 Kulon Progo) dan Yuli Supriyanto, S.Psi. (guru MIN 1 Kulon Progo) sebagai guru pendamping. Dalam pelaksanaannya anggota tim dibagi dan dikelompokkan berdasarkan muatan pelajaran.  Selanjutnya anggota kelompok muatan pelajaran mendapatkan tugas membuat beberapa soal rata-rata 13 sampai 14 soal untuk tiap guru. Masing-masing soal dibuat 2 paket untuk tiap muatan pelajaran dalam bentuk pilihan ganda.

Pada akhir kegiatan tiap-tiap kelompok memresentasikan satu kartu soal sesuai dengan muatan pelajaran yang menjadi tugasnya, sebagai tindak lanjut penulisan soal HOTS. Selanjutnya soal dibahas bersama-sama kelompok lain. Kelompok lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan dan komentar atas soal yang ditampilkan. “Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas butir soal,“ ujar Ratna.

Senada dengan Ratna, Yuli menyampaikan bahwa setelah dipresentasikan dan diperbaiki, soal harus dikirim ke grup Tim Penyusun Soal. “Tujuannya selain sebagai bukti fisik berupa produk dari sebuah kegiatan, soal yang dikirim dapat dijadikan contoh dan acuan dalam menyusun soal-soal berikutnya,” ujar Yuli. (fas/abi).

Tetap sehat dan semangat

#LawanCovid-19

4 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *