Novel Guru Aini, Antarkan Guru Muda MAN 2 Kulon Progo Raih Juara 2 Ajang Bibliobattle

Kulon Progo (MAN2KP) – Tak ada yang lebih membuat murid gembira selain berhasil mempelajari sesuatu. Dan tak ada yang membuat seorang guru gembira selain menemukan cara untuk mengajari muridnya. Begitulah kutipan guru Desi kepada Aini, Nuraini binti Syafrudin. Seorang anak tak pandai Matematika yang ingin menjadi dokter ahli untuk menyembuhkan ayahnya di sebuah desa antah berantah bernama Ketumbi. Kisah Guru Desi menjadi inspirasi tersendiri bagi guru bahasa Indonesia bernama Maristessa Harsal. Novel terbitan Bentang Pustaka di tahun 2020 ini sukses membawanya menjadi Juara 2 dalam lomba Bibliobattle yang diadakan oleh Perpustakaan Badan Litbang Kemenag RI, Selasa, (14/9/2021).

Nilai moral dari novel-novel Andrea Hirata memang sangat aman untuk dibaca oleh siswa bahkan bisa menjadi insight (wawasan) bagi para pemangku kebijakan pendidikan di negeri ini.

Sebagai dukungan MAN 2 Kulon Progo kepada salah satu gurunya, kepala madrasah, guru, beserta pegawai juga turut hadir dalam zoom meeting untuk memberikan suara kepada Maristessa. Hasilnya perolehan voting 26% bisa diraih di akhir sesi. Dukungan juga tidak berhenti sampai disitu, Kanwil Kemenag DIY juga turut mendukung melalui unggahan statusnya di facebook.

Kepala Madrasah, Hartiningsih, M.Pd. berharap agar prestasi salah satu guru tersebut dapat menjadi motivasi bagi siswa-siswinya. “Semoga prestasi yang diraih oleh Bu Maristessa bisa menjadi motivasi siswa-siswi MANDAKU agar selalu mengukir prestasi meskipun di masa pandemi,” ungkap Hartiningsih.

Maristessa Harsal sendiri mengaku banyak mengambil hikmah dari novel tersebut. Ajang Bibliobattle juga turut mendukung upaya MAN 2 Kulon Progo dalam program madrasah literasi. Banyak hal yang bisa diambil hikmahnya dari novel “Guru Aini”. Salah satunya pesan bahwa tidak mudah mengajar matematika di pelosok. Apalagi pelajaran itu juga menjadi momok bagi banyak pelajar. Hingga akhirnya, guru Desi bertemu dengan Aini, seorang anak dengan daya tangkap rendah, tapi punya semangat tinggi. “Melalui sosok Aini, saya temukan berlian di balik timbunan lumpur. Berlian yang akan menampakkan kilaunya ketika ditempa dengan alat yang tepat, dan cara yang benar. Bahwa kebodohan bukanlah sesuatu yang absolut, tapi kemalasanlah sumber kebodohan. Bodoh atau tidak itu terletak pada keinginan untuk mengubah nasib. Dan keinginan itu akan ada ketika kita memiliki motivasi yang kuat. Motivasi Aini, si anak peraih nilai terendah di setiap ulangan Matematika, adalah ia ingin menjadi dokter ahli,” ujarnya. (mar/ast/abi).

Tetap sehat dan semangat

#LawanCovid-19

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *