MTsN 3 Kulon Progo Sosialisasi Bijak Kedisiplinan Handphone

Kulon Progo (MTsN3KP) – Sejumlah  orang tua/wali murid kelas 7, 8, 9 MTsN 3 Kulon Progo menghadiri undangan dalam rangka membicarakan perkembangan siswa. Kegiatan juga disampaikan sosialisasi bijak kedisiplinan HP selama pembelajaran tatap muka terbatas. Acara berlangsung di madrasah setempat, Jumat (29/10/2021).

Handphone bagi siswa merupakan kebutuhan pokok sejak diberlakukannya pembelajaran di rumah, namun mulai Pembelajaran Tatap Muka terbatas siswa seharusnya mengurangi penggunaan HP apalagi sampai membawanya ke madrasah. Untuk itu MTsN 3 Kulon Progo melarang siswa membawa HP ke madrasah. Kepala MTsN 3 Kulon Progo, Munji Jakfar, S.Pd.I. M.Pd.I. mengharapkan untuk bekerjasama, saling sinergi, saling mendukung antara orang tua dan guru. Penggunaan HP anak, antara madrasah dan keluarga harus bisa dikondisikan dengan baik. “Selama PTM siswa hanya 2 jam di madrasah, sedangkan waktu di rumah lebih banyak, artinya pendidikan terutama akhlak lebih dominan orang tua yang sangat berperan,” ungkap Jakfar.

Jakfar menambahkan penjelasan dalam sosialisasi HP, bahwa kewajiban orang tua untuk mengajak beribadah terutama melaksanakan shalat wajib. “Mari kita sebagai orang tua selalu mengarahkan anak agar selalu shalat, karena orang yang menegakkannya, kecintaannya terhadap kebaikan akan bertambah, dan (sebaliknya) keinginannya terhadap keburukan akan semakin berkurang atau hilang sama sekali,” tandas Jakfar.

Sementara itu Waka Humas, Bekti Pratiwi, S.Pd. menuturkan tantangan di masa sekarang ini makin banyak dan kompleks, salah satu di antaranya penggunaan HP. Di era globalisasi ini HP bukan hal yang mewah, bahkan setiap orang menggunakannya. Penggunaan media sosial ada dampak positif dan dampak negatifnya. “Penggunaan HP ada manfaat dan madharatnya tergantung si pengguna,” tuturnya.

Guru BK, Kustiningsih, S.Pd. M.S.I. selaku mengatakan bahwa usia anak setingkat SMP/MTs adalah anak usia belasan tahun yang sering dijuluki anak usia menentang. Bahkan diibaratkan badai dan topan dalam emosi dan tingkah lakunya. Sehingga mudah goyah, terombang-ambing jika tidak diarahkan oleh orang dewasa. Walaupun anak remaja sering menolak, menentang, bahkan marah, namun perlu arahan dan dukungan orang dewasa secara bijaksana dan lemah lembut agar mereka mau menerima arahan yang kita berikan. Namun jika dalam mengarahkan kasar, dia akan menentang dan semakin marah. Akhirnya cuek dengan aturan yang ada. “Sikap dan tingkah lakunya yang tidak bisa dikendalikan dan selalu menentang bisa menjerumuskan ke jurang kehancuran,” ungkap Kusti.

Salah satu wali siswa, Saino mengapresiasi sosialisasi dan menuturkan sangat mendukung adanya aturan siswa tidak membawa HP ke madrasah. “Saya sangat setuju jika saat pembelajaran di madrasah siswa tidak diijinkan membawa HP,” ungkap Saino.

Wali siswa yang lain juga mengatakan agar secara periodik ada pengecekan HP siswa oleh madrasah. “Mohon madrasah secara periodik dan terprogram selalu sidak HP agar siswa lebih disiplin,” ucap ibundanya Yusuf, kelas 9 A. (kst/end/abi).

Tetap sehat dan semangat

#LawanCovid-19

12 replies
  1. Rini Dwi Hastuti
    Rini Dwi Hastuti says:

    sebuah awal yang baik, 2 jam bertemu siswa sangat istimewa. Smg siswa pun merasakan kehadiran guru tanpa HP saat 40 menit membersamainya

    Balas
  2. Alfiah
    Alfiah says:

    Taat dan patuh pada aturan/tata tertib yg sudah disepakati bersama harus tetap dijalankan…dengan pendekatan Cinta dan kasih kita untuk anak-anak demi tercapainya cita -cita mereka,cita-cita bersama…

    Balas

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *