Kakan Wahib Jamil: Moderasi Beragama Perteguh Komitmen Kebangsaan
Kulon Progo (Kankemenag) – Agama diciptakan Allah bagi manusia dengan berbagai fungsi. Fungsi agama ini harus dipahami dengan benar oleh setiap pemeluk agama. Sehingga diharapkan setiap manusia dapat beragama secara moderat dalam rangka memperteguh komitmen kebangsaan. Kepala Kankemenag Kulon Progo, H.M. Wahib Jamil menyampaikan hal itu di sela-sela menghadiri Kegiatan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan bagi Karang Taruna yang berlangsung di Balai Kalurahan Srikayangan, Sentolo, Senin (30/5/2022) siang.
“Agama diciptakan Allah sebagai tuntunan bagi manusia agar memiliki al-akhlak yang baik. Agama juga sebagai jalan untuk menggapai kemaslahatan, ketenangan, dan kedamaian, serta keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. Selain itu agama mengandung ajaran-ajaran yang moderat, seimbang, dan lurus. Agama juga sebagai pemersatu umat yang berbeda-beda, baik dari segi keagamaan, suku, dan adat istiadat,” ujarnya.
“Agama sendiri memiliki 4 karakteristik yang harus benar-benar dipahami oleh setiap pemeluknya. Keempat karakteristik agama tersebut antara lain absolut, sakral, universal, dan abadi. Absolut yaitu mengandung kebenaran mutlak. Sakral yaitu mengandung unsur kesucian. Apabila disentuh maka sangat sensitive. Universal yaitu bersifat menyeluruh dan berlaku sepanjang waktu. Sedang Abadi yaitu bersifat permanen tidak mengalami perubahan,” imbuh Kakan.
“Dalam beragama, setiap manusia hendaknya secara moderat. Yaitu mengambil jalan tengah dalam beragama. Tidak radikal yang terlalu sempit dalam memahami agama, namun juga tidak liberal atau terlalu bebas. Untuk itulah moderasi beragama menjadi sangat penting, dengan indikator adanya komitmen kebangsaan (aman NKRI), sikap toleransi, anti kekerasan baik verbal maupun nonverbal, dan menghormati budaya dan tradisi. Sehingga tidak dibenarkan membenturkan budaya dan tradisi, agama dan budaya, serta agama dan negara,” terang Jamil.
“Moderasi beragama ini menjadi sangat penting. Karena saat ini ada 3 tantangan besar yang dihadapi oleh umat beragama di Indonesia termasuk di Kulon Progo. Ketiga tantangan tersebut yakni: Pertama, Berkembangnya cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang berlebihan (ekstrim), serta mengesampingkan martabat kemanusiaan. Yang Kedua, Berkembangnya klaim kebenaran subyektif dan pemaksaan kehendak atas fungsi agama serta pengaruh kepentingan ekonomi dan politik berpotensi memicu konflik. Ketiga, Berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan berbangsa dalam bingkai NKRI,” pungkasnya.
Selain Kepala Kankemenag Kulon Progo, hadir dalam Sosialisasi tersebut antara lain: Kapolres, Kepala Bakesbangpol, Ketua Pemuda Pancasila, Diasma Sandi Swandaru (Kabid Advokasi dan Kerjasama Pusat Studi Pancasila UGM), dan Lurah Srikayangan, Sentolo. (abi)
Tetap sehat dan semangat
#LawanCovid-19
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!