MAN 2 Kulon Progo Gelar Workshop Pemantapan Dan Evaluasi IKM

Kulon Progo (MAN 2 KP) – Ditunjuknya MAN 2 Kulon Progo sebagai pilot project pelaksana Kurikulum Merdeka oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta (Kanwil Kemenag DIY), membuatnya selalu berbenah. Salah satunya adalah dengan mengadakan Workshop Pemantapan dan Evaluasi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Workshop diikuti oleh seluruh guru dan sebagian pegawai di Aula Gedung Pusat Pembelajaran Terpadu Kampus Pusat MAN 2 Kulon Progo, Selasa (11/10/ 2022). Bertindak sebagai narasumber Hj. Kalimah, S.Ag., M.A., Pengawas Madrasah Kantor Kemenag Kabupaten Kulon Progo dan Wardi, S.Pd,, Wakil Kepala Bidang Kurikulum  SMAN 3 Surakarta.

Hartiningsih, M.Pd, Kepala MAN 2 Kulon Progo saat memberikan sambutan menyatakan bahwa MAN 2 Kulon Progo diberi amanah sebagai pilot project pelaksana Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) oleh Kanwil Kemenag DIY. “Oleh karenanya, kita harus selalu belajar dan menambah pengetahuan agar pelaksaksanaan IKM berjalan sesuai seperti yang diharapkan. Untuk itu, MAN 2 Kulon Progo mengutus beberapa guru dan pegawai untuk studi banding dan studi tiru Implementasi Kurikulum Merdeka di SMAN 3 Surakara. Sekolah ini dipandang sudah menerapkan IKM dengan baik,” kata Aning (Panggilan akrab Hartiningsih).

Ia juga berharap agar dengan Implementasi Kurikulum Merdeka ini, pembelajaran di MAN 2 Kulon Progo menjadi lebih menarik lagi bagi para peserta didik terutama peserta didik yang sekarang duduk di kelas X. “Mengingat, saat mereka kelas IX di MTs atau SMP banyak mendapatkan pembelajaran secara daring karena pandemi Covid-19, kita berikan bentuk pembelajaran yang lebih menarik. Dengan IKM, guru diberikan kebebasan untuk menciptakan model, metode pembelajaran yang menarik bagi para siswa. Kita pegang, kita tarik anak-anak belajar dengan cara bermain, dan bermain untuk belajar,” ajaknya. Dia mengingatkan bahwa kunci IKM ada pada semua guru. Ia meminta para peserta untuk bersungguh-sungguh mengikuti workshop dengan sebaik-baiknya.

Kalimah, narasumber pertama, menyampaikan bahwa perbedaan Kurikulum 2013 dan IKM adalah pada Profil Pemuda Pancasila. Pada Kurikulum 2013, delapan belas karakter bangsa, budi pekerti dijadikan satu dengan materi pembelajaran dan tidak berdiri sendiri. Pada IKM, pendidikan karakter (Profil Pelajar Pancasila) memiliki alokasi waktu tersendiri. Kalimah lebih banyak memberikan materi-materi administrasi yang harus dimiliki guru diantaranya Alur Tujuan Pembelajaran (silabus), Program Tahunan, Program Semester, Modul Ajar (RPP), Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (IKTP) dan sebagainya.

Narasumber kedua adalah Wardi, S.Pd.. Ia menyampaikan materi melalui zoom meeting, langsung dari SMAN 3 Surakarta. Ia menyampaikan hal-hal mendasar tentang Implementasi Kurikulum Merdeka. Menurutnya, dengan Kurikulum Merdeka, proses pembelajaran akan lebih maksimal, peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan memperkuat kompetensinya dan guru bisa lebih leluasa memilih metode dan perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Guru juga bisa membuat projek untuk menguatkan pencapaian Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran. Ia juga menyampaikan struktur kurikulum yang berlaku di SMAN 3 Surakarta dan pengalaman dalam menerapkan Kurikulum Merdeka di SMAN 3 Surakarta. (giant/ast/dpj)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *