Farida Rahmawati, Guru MAN 2 Kulon Progo, Raih Juara 2 Anugerah Iptek Kreanova Menoreh 2022

Kulon Progo (MAN 2 KP) – Farida Rahmawati, M.Pd. meraih Juara 2 Anugerah Iptek Kreanova Menoreh Ke-9 Tahun 2022 Kategori Masyarakat (Perseorangan), (31/10/2022). Ia membuat karya tulis berjudul Insta Grow, Inovasi Makanan Tradisional untuk Meningkatkan Nilai Jual Produk Lokal Kulon Progo dengan perolehan nilai 315.255. Anugerah Iptek Kreanova Menoreh diselenggarakan untuk memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat yang telah menciptakan teknologi baru atau produk, atau menemukan kebaharuan teknologi atau produk yang telah ada sehingga lebih efektif dan efisien dan memberikan nilai tambah ekonomis bagi masyarakat.

Anugerah ini adalah ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Kulon Progo. Ajang ini diperuntukkan bagi para peneliti sebagai upaya menemukan penerapan IPTEK dan Inovasi Daerah untuk mendukung peningkatan Sumber Daya Daerah (SDM) dan produk lokal yang berdaya saing.

Hartiningsih, M.Pd, Kepala MAN 2 Kulon Progo mengucapkan selamat dan berterima kasih kepada Farida Rahmawati. Menurutnya, raihan ini sangat membanggakan karena salah satu Guru Mandaku (MAN 2 Kulon Progo) bisa menjadi peneliti yang kompetitif. “Alhamdullillah, terima kasih Bu Farida. Selamat atas peraihan ini. Semoga bisa menjadi contoh bagi para guru lain maupun siswa untuk menjadi peneliti. Semoga para siswa terinspirasi dengan dedikasi ini,” ungkapnya

Farida yang juga guru mata pelajaran Fisika ini, tidak menyangka bisa meraih juara 2. Even lomba ini diikuti oleh masyarakat umum dari berbagai latar belakang. Seleksi Anugerah Iptek Kreanova Menoreh ini dilakukan secara bertahap dimulai dari seleksi proposal, video pembuatan produk dan prototipe yang digunakan. Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan seleksi melalui presentasi dan tanya jawab di hadapan dewan juri. Ide membuat Insta Grow ini berawal saat mudik ke rumah mertua (asli Kulon Progo) tapi tinggal di Serang Banten. Mertua ingin dibawakan oleh-oleh khas Kulon Progo yaitu growol. Jarak tempuh dan durasi perjalanan yang lama menjadikan growol ini tidak bisa bertahan lama dan tidak bisa dikonsumsi.

Farida Rahmati menyampaikan beberapa kendala yang ia hadapi diantaranya bahan baku utama untuk membuat produk growol kebetulan baru tidak musim sehingga harus mencari di beberapa pasar tradisional. Farida juga membutuhkan kulit durian yang diambil bagian albedonya. Albedo kulit durian bisa untuk campuran bahan makanan karena mengandung zat-zat yang bermanfaat untuk tubuh. Cuaca yang kurang bersahabat menjadikan salah satu kendala dalam proses produksi Insta Grow ini. Hujan berhari-hari tidak ada sinar mentari menyebabkan proses penjemuran mengalami sedikit hambatan. Akhirnya harus mencoba dengan metode lain untuk mendapatkan produk ini. “Semoga produk inovasi baru Insta Grow ini bisa dijadikan oleh-oleh dan dikenal oleh masyarakat luas di luar Kulon Progo,” harapnya. (giant/ast/dpj)

2 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *