Tanah Tanjung Benoa, Siswa MAN 2 Kulon Progo Belajar Konservasi Penyu Hijau Sekaligus Berwisata

Bali. (MAN 2 KP) – Tanah Tanjung Benoa, adalah pantai dan juga Balai Konservasi Penyu Hijau yang terletak di Tanjung Benoa. Ini adalah lokasi yang dikunjungi di hari kedua Studi Budaya dan Religi Siswa Kelas XI MAN 2 Kulon Progo di Bali, Kamis (22/12/2022). Setelah menyeberang laut melalui jalan Tol Bali Mandara yang dibangun di atas laut menghubungkan Denpasar/Pelabuhan Benoa, Bandara Internasional Ngurah Rai, dan Nusa Dua di Bali, Indonesia.

Sesampai di Benoa, peserta studi budaya dan religi disuguhi aneka permainan air di laut seperti banana boat, doght nut boat, flying fish, dan  fly board, serta wisata naik kapal menuju Pusat Konservasi Penyu Hijau. Sayangnya, tidak semua peserta bisa ikut berkunjung ke pulau tersebut karena karena terkendala oleh cuaca, hujan yang kurang bersahabat dan jumlah moda transportasi yang terbatas. Hanya siswa-siswa yang berminat atau yang akan menulis esai tentang penyu hijau saja yang pergi ke tempat tersebut.

Perjalanan ke Pulau Penyu menggunakan perahu boat berkapasitas 10 penumpang.  Namanya Glass Bottom Boat, perahu boat yang memiliki lubang berpenutup kaca di tengah pijakan kaki yang terletak di tengah perahu.  Rupanya boat memang dipersiapkan untuk melihat keindahan laut dangkat dan biotanya. Sekitar 10 menit perjalanan dari pantai, pengemudi boat mengajak para pengunjung menikmati keindahan dan kekayaan laut dangkal. Pengemudi mengeluarkan banyak roti tawar untuk diberikan kepada ikan-ikan. Luar biasa, beraneka macam ikan muncul ke atas permukaan laut untuk dapat dilihat oleh para pengunjung. Sayang, hujan lebat mengurangi kenyamanan melihat biota laut dangkal Teluk Benoa.

Sesampai di Pulau Penyu, para siswa dan pendamping langsung disambut pengelola Pusat Konservasi Punyu Hijau. Para siswa mendengar penuh kesungguhan proses pelestarian penyu hijau, binatang yang dilindungi negara dari kepunahan.

Latif Fakhruddin, salah satu pendamping yang ikut dalam rombongan ini menyatakan bahwa pemerintah sangat bersungguh-sungguh menjaga  kelestarian berbagai macam penyu, khususnya penyu hijau. “Siswa-siswi yang bisa berkunjung ke pulau Penyu sungguh beruntung. Ilmu pengetahuan dan wawasan tentang biota laut, khususnya penyu hijau, sangat berharga bagi mereka. Pelestarian alam, ilmu pengetahuan, keindahan alam, dan kehidupan sehari-hari warga Benoa, menjadikan kawasan ini menjadi tujuan wisata yang terintegrasi,” ungkapnya.

Amiroh Afifah dan Ikhda Sania, peserta dari kelas XI IPS 4 mengungkapkan pentingnya pelestarian hewan-hewan yang dilundungi. “Binatang langka seperti penyu hijau harus dilindungi dan dilestarikan dari kepunahan dan Indonesia mampu melestarikannya. Berharap, generasi sesudah kita, yakni anak dan cucu kita masih bisa melihat binatang langka ini,” mereka mengungkapkan harapannya.

Sementara itu, tak sedikit pula siswa yang mencoba permainan air laut terutama naik benana boat yang cukup menegangkan sekaligus seru. (giant/ast/dpj)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *