Guru MIN 2 Kulon Progo Aktif Ikuti Pelatihan Penyusunan Soal ASPD

Kulon Progo (MIN2KP) – Guru MIN 2 Kulon Progo, Fitri Asmawati, berkesempatan mengikuti Pelatihan Penulisan Soal ASPD (Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah) pada Selasa-Kamis (7-9/2/2023) di ruang Sasana Wiyata Lantai 2 Disdikpora DIY. Fitri merupakan salah satu dari tiga peserta yang mewakili MI di Kulon Progo yang terdiri dari Dwi Ratna Fajar Rahayu, S.Pd., M,Pd. (MIN 1 Kulon Progo), Fitri Asmawati, S.Pd.I. (MIN 2 Kulon Progo), dan Binti Salamah, S.Ag. (MI Ma’arif Garongan).

Kegiatan pelatihan ini juga merupakan persiapan pemilihan tim penulis inti soal ASPD tahun 2023. Pelaksanaan ASPD direncanakan secara online pada bulan Mei mendatang. Peserta pelatihan berjumlah 45 yang terdiri dari 30 orang guru SD dan 15 orang guru MI perwakilan dari masing-masing Kabupaten/Kota se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Penyelenggara kegiatan pelatihan adalah Bidang Perencanaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan, Drs. Raden Suci Rohmadi, M.I.P. mewakili Kepala Disdikpora dalam sambutannya menyampaikan bahwa ASPD ini berfungsi sebagai evaluasi pembelajaran dan melihat kompetensi, tetapi tidak menentukan kelulusan. Ia juga menyampaikan bahwa ASPD ada karena di pusat tidak ada asesmen di kelas akhir. Selain itu ASPD juga dapat digunakan sebagai alat ukur yang secara publik dipercaya oleh masyarakat. “ASPD ini berfungsi sebagai evaluasi pembelajaran dan melihat kompetensi, tetapi tidak menentukan kelulusan. ASPD juga dapat digunakan sebagai alat ukur yang secara publik dipercaya oleh masyarakat,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Suci berharap di setiap kabupaten/kota dapat mengadakan kegiatan serupa, yakni pelatihan penyusunan soal, sehingga diperoleh soal-soal yang berkualitas. Suci menambahkan bahwa ASPD tahun 2023 dilaksanakan berbasis komputer, tidak lagi berbasis kertas, sehingga persiapan yang dilakukan juga agak berbeda dengan tahun sebelumnya. “Kami berharap di setiap kabupaten/kota dapat mengadakan kegiatan serupa, mengadakan pelatihan penyusunan soal, sehingga diperoleh soal-soal yang berkualitas. ASPD tahun 2023 akan dilaksanakan berbasis komputer baik online maupun semi online,” imbuhnya.

Narasumber yang juga merupakan Widyaiswara BBGP Daerah Istimewa Yogyakarta, Angga Kristiyajati, S.Si., M.Pd. menyampaikan bahwa tujuan dari asesmen dalam pembelajaran meliputi asesmen sebagai proses pembelajaran (for learning), untuk pembelajaran (as learning) dan pada akhir pembelajaran (of learning). “Secara garis besar asesmen dibagi dalam dua jenis yakni formatif (for learning, as learning) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan sumatif (of learning) merupakan bagian dari penghitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran dan /akhir jenjang, hasil penilaiannya dituangkan dalam rapot,“ katanya.

Senada dengan Suci, Angga juga menyebutkan bahwa tujuan ASPD adalah untuk pengembangan kompetensi peserta didik, tidak dipergunakan untuk menentukan kelulusan, tetapi menjadi dasar pemetaan kulitas pendidikan untuk perbaikan pembelajaran, memantau perkembangan mutu dan kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan, dan dapat dipergunakan sebagai salah satu alat ukur seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya,“ tandasnya.

Drs. Hartono, salah satu pendamping pelatihan yang sekaligus sebagai reviewer soal IPA menyampaikan bahwa semua soal ASPD dalam bentuk literasi. Hal ini merujuk pada hasil skor dan urutan PISA (Programme for International Student Assesment) Indonesia yang masih sangat rendah. Sehingga pembuatan soal harus dengan bentuk literasi baca tulis, literasi numerasi, dan literasi sains yang mendukung konsep PISA. “ASPD tahun 2023 semua soal harus dengan bentuk literasi baca tulis, literasi numerasi, dan literasi sains yang mendukung konsep PISA. Harapannya dengan soal dalam bentuk literasi tersebut dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa,“ ujarnya.

Fitri Asmawati, sebagai peserta pelatihan penulisan soal IPA merasa senang dapat mengikuti kegiatan ini. Menurutnya ada tantangan baru dalam penulisan soal tahun ini karena semua soal harus disajikan dengan stimulus bacaan, namun tidak lepas dari indikator soal. “Saya sangat senang mendapatkan kesempatan ini. Dengan mengikuti pelatihan ini tentunya menambah wawasan dan pengetahuan saya tentang kaidah penulisan soal ASPD yang berbasis literasi. Ada tantangan baru dalam penulisan soal tahun ini karena semua soal harus disajikan dengan stimulus bacaan yang tidak boleh lepas dari indikator soal,” tuturnya. (fas/abi).

Tetap sehat dan semangat

#No Korupsi

1 reply

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *