Komunitas ‘Jas Merah’ MAN 2 Kulon Progo Ikuti Jalan Sehat Sejarah
Yogyakarta (MAN2KP) – Komunitas Jas Merah Mandaku (MAN 2 Kulon Progo) mengikuti kegiatan Jalan Sehat Sejarah yang diadakan komunitas Tim 45 Jogja dibawah pengawasan Dinas Kebudayaan DIY, Ahad (29/01/2023) lalu. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenalkan peranan kota Yogyakarta khususnya wilayah Kotabaru pada masa Agresi Militer Belanda II kepada generasi muda dan pelajar. Wilayah yang dikunjungi antara lain Stadion Kridosono, SMPN 5 Jogja, SMA BOPKRI 1 Jogja, RS DKTa, Stikes YAKKUM, RS Bethesda, Musium TNI AD, Gedung Dinas Pariwisata Jogja, dan SMAN 3 Jogja.
Komunitas Jas Merah Mandaku adalah komunitas guru sejarah dan peserta didik pemerhati dan pecinta sejarah di MAN 2 Kulon Progo. Komunitas Jas Merah yang mengikuti acara tersebut terdiri dari 12 peserta didik dengan pendamping Panji ahmad Ghozali S.Pd., Karyawanto S.Pd., Sutanti Rini Astuti S.Pd., Endah Sayuti S.Pd., dan Eni Tutut Supangati S.Pd..
Menurut Eni Tutut, para peserta sangat antusias mengikuti acara tersebut. Dengan kegiatan ini, para peserta menjadi mengenal kota Yogyakarta tempo dulu dan perannya dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara RI, khususnya pada mas Agresi Belanda II.
Melalui kegiatan ini para peserta menjadi lebih tahu bahwa SMPN 5 Yogyakarta merupakan sekolah MULO (Pendidikan Guru Bumiputera) yang dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1923. Di perjalan selanjutnya, ada di Bangunan Asrama Kompi Kotabaru yang pada tahun 1947 difungsikan sebagai markas tentara Jepang dan pada masa agresi menjadi titik serangan Badan Tentara Rakyat untuk melucuti senjatanya.
Perjalanan dilanjutkan ke SMA BOPKRI 1 Yogyakarta yang ternyata dulunya merupakan Akademi Militer pertama sebelum adanya Akademi Militer yang ada di Magelang. Karena belum mempunyai seragam para TRI menggunakan seragam tahanan dari Wirogunan.
Tujuan Jalan Sejarah selanjutnya adalah Dinas Pariwisata Yogyakarta. Di kompleks Dinas Pariwisata ini terdapat sebuah prasasti yang merupakan ‘tetenger’ bahwa tempat tersebut merupakan titik terakhir gerilya Panglima Besar Sudirman.
SMAN 3 Yogyakarta adalah tujuan terakhir Perjalanan Sejarah. SMAN 3 Yogyakarta dulu merupakan sebuah sekolahan setingkat MULO dan pernah dijadikan markas Belanda pada masa Agresi Militer dan setelah pengakuan kedaulatan dibuka lagi menjadi SMT (Sekolah Menengah Tinggi) dan sekarang menjadi SMA 3 Yogyakarta.
Sutanti Riniastuti, guru pendamping dan guru sejarah di MAN 2 Kulon Progo ini juga mengungkapkan bahwa dengan model belajar di lapangan, hasilnya sangat luar biasa. Para peserta didik lebih memahami sejarah yang ada di sekitarnya dengan lebih detail dan diharapkan tumbuh kecintaan pada sejarah.
“Para peserta didik juga memiliki kesadaran untuk tetap mempertahankan sejarah dan cagar budaya yang ada. Dengan adanya kegiatan ini sangat memberi banyak informasi tentang bukti-bukti sejarah yang masih ada yang selama ini belum banyak diketahui oleh para peserta, guru dan masyarakat Yogyakarta. Kegiatan seperti perlu diikuti sebagai bentuk Outing Class mata pelajaran Sejarah. Berharap Komunitas Jas Merah Mandaku bisa menjadi pionir komunitas Sejarah Tour Leader bagi wisatawan Sejarah di wilayah Kulon Progo,” tambahnya. (giant/ast/dpj)
kegiatan yang sanagt bagus kunjungi tel u