Gerhana Matahari, Kakan Wahib Jamil: Tetap Rukun Walau Ada Potensi Beda Idul Fitri

Kulon Progo (Kankemenag) – Tanggal 29 di setiap bulan Qomariyah merupakan waktu terjadinya ijtima’ (konjungsi). Bahwa ijtima’ akhir Ramadan 1444H terjadi pada Kamis; (20/4/2023) jam 11.14 WIB. Pada saat ijtima’ kali ini terjadi gerhana matahari hibrid (total dan sebagian). Maka semua umat Islam disunahkan melaksanakan salat gerhana. Kepala Kankemenag Kulon Progo, H.M. Wahib Jamil, S.Ag. M.Pd. menyampaikan hal itu usai menjadi Imam dan Khotib Salat Gerhana di Masjid Agung, Wates, Kamis (20/4/2023) siang.

“Pada saat ijtima’ atau konjungsi hari ini terjadi gerhana matahari. Maka kita umat Islam disunahkan melaksanakan salat gerhana,” ujarnya.

“Selanjutnya kami mengajak semua umat Islam agar tetap rukun walau ada potensi berbeda Idulfitri. Sehingga tidak sepantasnya kita saling klaim kebenaran. Pemerintah dalam pengambilan keputusan Idulfitri dalam sidang itsbat pada hari ini dengan mempertimbangkan masukan dari berbagai ahli falak, ormas,  hasil rukyatul hilal di beberapa tempat, dan kriteria MABIMS. Adapun Muhammadiyah telah mengeluarkan maklumatnya bahwa Idulfitri tahun 1444H ini jatuh pada Jum’at 21 April 2023,” terang Kakan.

“Setidaknya ada 3 hal utama pesan khutbah pada pelaksanaan salat gerhana ini. Pertama, bahwa semua benda langit, tumbuhan, maupun binatang tunduk dan patuh akan perintah Allah. Ini mengingatkan manusia agar senantiasa tunduk dan patuh pada ajaran Allah SWT. Kedua, bahwa gerhana dan kejadian alam lainnya menunjukkan ke-Mahakuasa-an Allah SWT. Hal ini menyadarkan kita bahwa manusia adalah makhluk lemah, tak berdaya. Maka manusia tidak boleh sombong, merasa paling benar, dan menyalahkan yang lain. Ketiga, bahwa semua ciptaan Allah berjalan selaras, harmonis sesuai kodratnya. Mengingatkan pada kita agar manusia selalu menjaga keselarasan, hubungan pada Allah, hubungan antar sesama manusia, dan keselarasan terhadap alam lingkungannya,” pungkas Jamil. (abi).
Tetap sehat dan semangat
#No Korupsi