Koordinator Keterampilan Mandaku Ikuti Penyusunan Draf PKL (PPDK) MA Plus Keterampilan
Serpong (MAN2KP) – Koordinator Keterampilan MAN 2 Kulon Progo, Imam Muttaqien, S.T.P. mengikuti Penyusunan Panduan Praktik Kerja Lapangan (PKL) atau selanjutnya disebut PPDK (Praktik Pembelajaran Dunia Kerja) MA Plus Keterampilan di Hotel Santika BSD City Serpong, (8-10/6/2023). Acara yang diadakan Kementerian Agama Dirjen Pendidikan Islam ini dibuka oleh Prof. Dr. H. Moh. Ishom, M. Ag. Dalam kesempatan tersebut, Imam bersama sekretaris K2MA Keterampilan Nasional juga berkesempatan presentasi draf PPDK.
Dalam presentasinya Imam menyampaikan pengertian, tujuan, manfaat dan sasaran PPDK. Dipaparkannya pula bagaimana penyelenggaraan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian, monitoring dan evaluasi, hak dan kewajiban peserta PPDK hingga bentuk pembelajaran lain sebagai pengganti PPDK jika tidak memungkinkan dilaksanakan. Imam menyampaikan hal tersebut secara lengkap dan gamblang termasuk berbagai contoh persuratan , jurnal, format evaluasi, sistematika laporan hingga penilaian.
“Melalui PPDK, diharapkan nantinya penyelenggara MA Plus Keterampilan dapat memahami bagaimana alur dan mekanisne program Praktik Pembelajaran Dunia Kerja dilaksanakan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, penilaian, hingga monitoring dan evaluasi. “Semoga dengan hadirnya pedoman PPDK ini pembelajaran dapat berjalan lancar dan manfaatnya dirasakan secara optimal baik oleh peserta didik, madrasah, maupun dunia kerja,” ungkap Imam.
Sementara itu, Prof Ishom dalam sambutannya menegaskan bahwa Program Keterampilan merupakan salah satu terobosan yang strategis dari kemenag RI yang keberadaanya perlu dikawal lebih serius oleh Kemenag RI. “Kemenag RI memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada madrasah yang telah mampu berinovasi dan eksis program keterampilannya. Kemenag juga senantiasa mendorong semua MA Plus Keterampilan untuk selalu berinovasi dan meningkatkan mutu dalam hal pembelajaran, output lulusan maupun output produk dan jasanya,” tutur Prof Ishom.
Lebih lanjut Prof Ishom juga memotivasi agar produk maupun jasa program keterampilan merambah ke market place. “Perlu adanya standarisasi program keterampilan. Pada prinsipnya menuju kualitas jangan mengejar kuantitasnya. Lebih baik sedikit MA keterampilannya tetapi kualitasnya bagus dibanding jumlah MA keterampilan sangat banyak tetapi kualitasnya tidak baik,” tegasnya. (ast/dpj)
Alhamdulillah…Semoga MA Keterampilan semakin diminati dan mampu mencetak lulusan yg siap kerja maupun siap wirausaha.