Dua Guru Biologi MAN 2 Kulon Progo Ini ‘Sambil Menyelam Minum Air’

Kulon Progo (MAN 2 KP) –  ‘Sambil menyelam minum air’, kiranya peribahasa yang tepat untuk Kurnia Panca Dewi, M.Si. dan Dra. Suprihatin. Keduanya  mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh panitia sambil mendampingi Salsabila Prima Anindya (XII MIPA 3) dan Nayla Fachriza Zia Ulhaq (XI B) yang mengikuti Babak Penyisihan Undip Biology Competition (UBC) 2023. Mereka mengikuti kegiatan secara daring di Laboratorium Komputer 1 di Unit 2 MAN 2 Kulon Progo di Jalan Pahlawan Panjatan, Sabtu (7/10/2023). Webinar bertajuk ‘Menggali Potensi Siswa di Era Digital Melalui Teknologi Kecerdasan Buatan/AI’.

Tak dapat dipungkiri, keberadaan dan penggunaan AI pada siswa sudah tak dapat dibendung. Sebagai guru maupun orang tua, dituntut untuk mampu mengawal dan membimbing bagaimana menggunakan AI dengan bijak. Sebagaimana yang dibahas dalam webinar yang diikuti kedua guru tersebut. Acara cerdas yang dikemas oleh Himpunan Mahasiswa Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro (UNDIP) dengan narasumber Dr.rer. nat. Anto Budiharjo, S.Si., M.Biotech. Prodi Bioteknologi  Departemen Biologi UNDIP.

Menyimpulkan webinar yang telah diikuti, menurut Kurnia Panca Dewi, keberadaan AI mempermudah siswa dalam belajar tetapi bisa menjadikan siswa malas membaca dari buku. “Siswa maunya instan tanpa ada prosedur yang harus dilalui. Misalnya mencari jawaban yang sekiranya dia tidak bisa langsung ke AI tersebut. Sampai untuk mendeteksi hewan atau tumbuhan juga akhirnya lewat aplikasi. Nah, jatuhnya nanti saat menghadapi ujian. Jika siswa tidak terbiasa dan malas membaca maka dapat dipastikan hasilnya tidak akan seperti yang diharapkan,” tegas Panca (panggilan akrabnya).

“Apalagi nanti saat mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi, ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer), maupun AKMI Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia) semua yang diujikan tentang literas dan numerasi. Jika siswa tidak telaten dan tidak terbiasa membaca maka akan terkendala di tes-tes tersebut,” imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut, Suprihatin juga wanti-wanti kepada para peserta didiknya. “Hati-hati dalam penggunaan AI karena itu hanya membantu dalam belajar. Jangan semua diserahkan pada AI ataupun mesin pencari seperti google, harus mau membaca literatur agar mendapat kebenaran yang nyata. Satu lagi, AI itu digunakan untuk mempermudah dalam belajar tetapi guru atau pun orang tua tetap diperlukan sebagai pembimbing,” pesannya menegaskan. (ast/dpj)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *