Guru MTsN 3 Kulon Progo Ikuti Sosialisasi Japanese Encephalitis
Sleman (MTsN3KP) – Japanese Enchepalitis (JE) adalah radang otak yang menyerang anak berusia kurang dari 15 tahun. Untuk menambah pengetahuan tentang Japanese Enchepalitis (JE), maka guru MTsN 3 Kulon Progo mengikuti kegiatan Sosialisasi Vaksinasi JE bertempat di Auditorium Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Hal tersebut disampaikan Ana Harsiwi Pembina UKS di sela-sela mengikuti acara tersebut, Selasa (24/10/2023).
“Kegiatan Sosialisasi Japanese Enchepalitis (JE) itu dihadiri 235 peserta dari berbagai lapisan masyarakat. Dalam kesempatan itu hadir 3 narasumber yang banyak memberikan pemaparan tentang Japanese Enchepalitis (JE),” ujarnya.
Sebagai peserta Ana Harsiwi merasa sangat beruntung dapat menghadiri acara tersebut. “Bagi saya kegiatan ini merupakan pengalaman dan pembelajaran berharga. Karena dengan mengikuti kegiatan ini saya menjadi lebih tahu tentang pentingnya imunisasi JE (radang otak). Coba bayangkan bahayanya jika anak–anak kita, bahkan kita sendiri. Hanya karena gigitan nyamuk bisa terkena radang otak,” tambah Ana.
“Maka jangan takut untuk imunisasi JE agar kita dapat mengantisipasi radang otak. Imunisasi ini gratis,” lanjut Ana.
Dalam sambutannya Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, dr. Pembayun, M.Kes. menjelaskan JE adalah penyakit radang otak (ensefalitis) yang disebabkan oleh virus Japanese Encephalitis dan ditularkan oleh nyamuk Culex. Virus JE merupakan penyebab utama penyakit ensefalitis di Asia.
Hal senada juga disampaikan oleh dr. Sherly selaku narasumber dari Direktorat Pengelolaan Imunisasi, Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui zoom meeting yang bisa disimak secara langsung oleh 235 peserta yang diundang dalam acara tersebut. dr. Sherly juga mengatakan bahwa sekolah memegang peranan penting dengan persentase tertinggi yaitu 25,8 % dalam menyukseskan imunisasi JE. Menurut dr. Sherly Penyakit JE belum ada obatnya, namun dapat dicegah dengan melakukan imunisasi.
Prof. Dr. dr. Elisabeth Siti Herini, Sp.(A)k. Menceritakan awal mula ditemukannya virus tersebut. “Virus ini awalnya ditemukan di Jepang (1871) dan yang diserang adalah otak. Virus ini menyerang anak usia kurang dari 15 tahun. Menurut data WHO 2019 sebanyak 3 milyar orang terkena di 24 negara di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat,” ungkapnya.
Sementara itu dr. Bragmandita Widya Indraswari, M.Sc, Sp.A. penanggung jawab Pelaksanaan Imunisasi JE dari Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Departemen Ilmu Kesehatan Anak mengatakan bahwa imunisasi ini perlu dilakukan. “Vaksinnya sudah ada, bahkan sudah lama dan aman, namun untuk DIY diprogramkan imunisasi JE akan dilaksanakan tahun 2024,” jelas Bragmandita.
“Semoga peran serta guru dan semua lapisan masyarakat dapat menyukseskan program Imunisasi JE ini,” pungkas Bragmandita. (ahs/end/abi).
Tetap sehat dan semangat
#No Korupsi
Indonésia sehat..
JE ternyata sudah ada lama .
Mencegah lebih baik dari pada mengobati, semangat ikhtiar menuju sehat jiwa raga