MAN 2 Kulon Pogo Gelar Studi Budaya ke Pulau Dewata
Kulon Progo (MAN 2 KP) – Sebanyak 145 siswa dan 16 guru pendamping telah pulang dari pulau para dewa, yaitu Pulau Dewata atau Pulau Bali. Mereka tiba kembali di Unit 2 MAN 2 Kulon Progo yang terletak di Jalan Pahlawan Panjatan pada pagi hari, Selasa (12/12/2023) setelah 5 hari melakukan perjalanan Studi Wisata dan Budaya sejak 8 Desember 2023.
Kepala MAN 2 Kulon Progo, Hartiningsih, M.Pd, mengungkapkan bahwa tujuan dari penyelenggaraan Studi Wisata dan Budaya adalah untuk memberi kesempatan kepada siswa-siswi untuk menjelajahi kekayaan budaya dan keindahan alam salah satu bagian negeri Indonesia, pulau Bali.
Pulau Bali, dengan segala pesonanya, bukan hanya hanya menawarkan panorama alam yang memukau, tetapi juga warisan budaya yang kaya dan beragam. Melalui kunjungan ini, siswa-siswa akan diajak untuk lebih memahami nilai-nilai budaya, kearifan lokal, dan keberagaman yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia.
Aning, panggilan akrab Hartiningsih, juga menyampaikan bahwa untuk memastikan siswa-siswinya memahami nilai-nilai budaya, keberagaman, kearifan lokal tersebut, para siswa mendapatkan tugas untuk membuat artikel atau esay yang berisi berbagai hal yang ia jumpai di pulau Bali.
Ketua panitia, Muhammad Nur Kholis, S.Ag, yang juga Wakil Kepala bidang Humas, menyampaikan bahwa beberapa tempat sebagai tujuan utama studi wisata dan studi budaya meliputi Tanah Lot, Puja Mandala, Pantai Pandawa, Garuda Wisnu Kencana, Desa Adat Panglipuran, Monumen Bajra Sandi, pantai Jimbaran, Bedugul, juga tempat usaha penuh kreativitas Joger Luwus.
“Studi Wisata dan Budaya tahun terfokus pada tempat wisata budaya, wisata alam, wisata religious, dan tempat kewirausahaan. Semua ini untuk mendorong siswa-siswi MAN 2 Kulon Progo untuk selalu menjunjung dan melestarikan budaya, mencintai Indonesia, membangun moderasi dan toleransi, dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship,” ungkapnya.
Ashlih Mushthafa Alarzaq, salah satu peserta, menyampaikan kesan-kesannya. Ia terkesan dengan kosakata dan bahasa Bali, yang mirip bahasa Jawa Kuno. Ia menduga bahwa penduduk Bali berasal dari pulau Jawa. Ia pun terkesan adat istiadat Bali, yang memliliki kearifan lokal, seperti yang ia pelajari saat mengikuti Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang ia ikuti di Madrasah.
Tanah Lot menjadi tempat favoritnya. Baginya Tanah Lot mengajarkan keselarasan alam dan manusia. Tempat itu juga mengajarkan pentingnya pelestarian budaya dan situs sejarah. Tanah lot juga mencerminkan hubungan erat antara kepercayaan agama, arsitektur tradisional, perekonomian dan kehidupan sehari-hari yang berpadu.
Senada dengan Ashlih, Najwa Rahma merasa bahwa berkunjung ke Bali membawa kesan tersendiri. Siswa yang baru pertama kali pergi ke Bali ini sangat terkesan dengan sikap toleransi dan moderasi. Masyarakat Bali sangat terbuka dengan siapa saja, walau berasal dari bangsa, suku, dan agama yang berbeda. Warga Bali pandai memadukan agama, keyakinan, budaya, dan wirausaha dalam kehidupan sehari-hari.
Bali memiliki beberapa nilai kearifan lokal yang menjadi panutan untuk masyarakatnya. Dalam menjaga dan merawat adat istiadat dan keberagamaan, masyarakat Bali merealisasikan beberapa budaya lokal yang masih relevan dan diterapkan dalam praktek kehidupan sosial sehari-harinya. (sug/dpj)
Alhamdulillah, semoga bermanfaat bagi siswa MAN 2 KP