Tingkatkan Keimanan, DWP Kankemenag Kulon Progo Ikuti Istighotsah dan Pengajian
Kulon Progo (DWP Kankemenag KP) – Dalam rangka mendukung program Dharma Wanita Kementerian Agama RI yakni peningkatan keimanan,mari kita luangkan waktu untuk mengikuti pengajian rutin dan do’a bersama meskipun hanya secara on line, semoga dapat menambah taqwa kita kepada Allah dan menambah ketentraman hati kita. Demikian disampaikan Ketua DWP Kankemenag Kulon Progo, Hj. Atiek Wahib Jamil, dalam acara Istighotsah dan Pengajian Bulanan secara daring, dengan tema “ Relasi syari’at Dan hakikat “di ruang Riptaloka Kankemenag Kulon Progo pada Kamis (08/08/2024 ) pagi yang diikuti oleh segenap pengurus dan anggota DWP.
Penasehat DWP Kementerian Agama RI, Eni Yaqut Cholil Qoumas, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh jajaran yang hadir,juga kepada DWP Kankemenag seluruh tanah air,baik di pusat maupun di daerah yang telah mendukung program-program DWP Kementerian Agama RI. “ Saya sangat bersyukur kepada seluruh bimas baik bimas Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katholik yang telah mendukung kegiatan pengajian bulanan ini, seperti dalam hal menata bazar dan yang lainnya, semoga Istighotsah hari ini akan berjalan lancar dan khusyuk, ” tuturnya.
Lebih lanjut, menurutnya kita khususkan do’a kita untuk negeri tercinta Indonesia yang sebentar lagi akan merayakan kemerdekaan RI yang ke-79, semoga negeri kita menjadi negeri yang aman,damai dan sentosa ,makmur penuh keberkahan. “Juga untuk jajaran kankemenag RI dan daerah, semoga senantiasa diberi kesehatan dan kekuatan dalam tugas mengemban amanah, diberi keselamatan dunia dan akhirat, “ungkapnya.
Sementara Dr. KH.Akhmad Shodiq,MA. sebagai narasumber, mengawali dengan memimpin Istighotsah dan do’a bersama dan memberikan tausiyah. Beliau menyampaikan bahwa Syari’at itu sebagai aturan-aturan dan hakikat berkaitan dengan makna-makna. Mengapa di wilayah kita ada wilayah syari’at dan wilayah hakikat, karena Allah SWT menciptakan kita dalam dua dimensi,yakni Dzahir dan Batin.
Menurut Imam Ghazali, seseorang belum bisa mencapai hakikat jika belum memahami dan melakukan dua hal, yakni jika belum lurus imajinasinya dan jika belum bisa mengendalikan syahwat / hawa nafsunya. Inilah yang menjadi potensi destruktif ( titik hina ) manusia dan timbulnya kemaksiatan karena hawa nafsu. Jika kita mampu untuk mengendalikan nafsu dan emosi, maka kita akan dekat dengan Allah SWT.
Lebih lanjut menurutnya, Ujian dari Allah kepada manusia awalnya adalah rakus, tamak dan tidak tahu batas, sehingga dapat menghalalkan segala cara dan menimbulkan kerusakan di muka bumi. Allah memberi kita syari’at puasa supaya kita belajar menahan hawa nafsu, jika kita sudah terbiasa menahan hawa nafsu maka kita akan bisa melihat syari’at. Semua ibadah ada syari’atnya juga ada hakikatnya, sebagai contoh adalah shalat.
“Shalat itu terdiri dari berbagai gerakan seperti takbirotul ihram, ruku, sujud, duduk diantara dua sujud dan sebagainya, itu adalah syari’at, sementara dalam shalat juga harus tuma’ninah atau ketenangan,j uga khusyu’dan fokus, maka itulah hakikat,dalam ibadah yang lain juga demikian, itulah relasi antara syari’at dan hakikat. Maka marilah kita serahkan diri kita kepada Allah, kita jalankan ibadah kepada Allah dengan sebenar-benarnya, lahir dan batin,”pungkasnya.
Acara berakhir dengan ramah tamah pengurus DWP Kankemenag Kulon Progo dan rapat kedinasan yang membahas tentang progam kerja DWP . (shf/dpj)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!