MIMAGA Selenggarakan Pelatihan Implementasi Model Pembelajaran

Kulon Progo (MIMAGA) – Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri. Hal ini agar guru bisa mewujudkan kinerjanya secara tepat dan juga efektif. Kompetensi guru sendiri meliputi kompetensi fisik, intelektual, pribadi, dan juga sosial.

Peningkatan kompetensi guru penting untuk dilakukan. Karena sebagai pendidik memiliki peran strategis dalam membentuk karakter, etika, dan kemampuan siswa. Oleh karena itu, pentingnya peningkatan kompetensi seorang pendidik tidak bisa dipandang sebelah mata. Salah satunya adalah adaptasi terhadap perubahan kurikulum.

MI Ma’arif Garongan  menyelenggarakan kegiatan pelatihan implementasi model pembelajaran berbasis P5 Kurikulum Merdeka. Hal ini dalam rangka peningkatan kompetensi guru dalam pemahaman projek penguatan profil pelajar pancasila (P5) Kurikulum Merdeka. Terdapat 25 peserta mengikuti kegiatan tersebut yang bertempat di gedung MI Ma’arif Garongan, Rabu (20/11/2024).

Kegiatan ini menghadirkan nara sumber dari Tim KOMED Kulon Progo. Yaitu Septian Irawan, S.Pd. dari SDN Lengkong dan Ika Novia Erlina, S.Pd. dari SDN 2 Nanggulan. KOMED Kulon Progo baru-baru ini lolos 10 besar tingkat Nasional kegiatan Call to Action (CTA). CTA adalah kegiatan inovasi kegiatan komunitas dari Dompet Dhuafa.

Kepala MI Ma’arif Garongan, Pertiwi Endah Pamungkas menyampaikan bahwa kegiatan tersebut untuk menambah pemahaman guru tentang penerapan P5 di madrasah. “Karena selama ini masih banyak guru yang miskonsepsi mengenai penerapan P5. Melalui pelatihan ini guru mendapat tambahan pengetahuan dan pencerahan. Sehingga dapat diimplementasikan dengan benar dan siswa mendapatkan pengalaman P5 sesuai isi kurikulum,” ujarnya.

Pelatihan juga dihadiri oleh Pengawas Madrasah, Mulat Viriyanto, M.Pd. “Peningkatan kualitas guru sangat penting dilakukan. Meningkatkan pemahaman guru tentang implementasi P5RA, yaitu bagaimana guru mengajak siswa untuk mengidentifikasi dan merumuskan sebuah solusi dari masalah yang ada di lingkungan. Misal gaya hidup berkelanjutan tentang masalah sampah dan kearifan lokal tentang tembang jawa, ataupun permainan tradisional yang bisa digunakan untuk menjauhkan siswa dari ketergantungan gadget,” kata Mulad.

“Jadi dalam P5RA yang penting adalah prosesnya dalam membentuk karakter, bukan tertuju pada produknya. Dalam rangka menuju madrasah yang maju, bermutu, dan mendunia diharapkan guru dapat memenuhi 8 C. Yaitu Critical Thingking, Creativity, Communication, Collaboration, Caracter, Computation, Culture, dan Competion,” pungkasnya.

Sementara itu disela-sela kegiatan  salah satu peserta dari MI Ma’arif Maesan, Rina Wardhani, S.Pd.I. menyampaikan ucapan terimakasih sudah diberikan kesempatan dapat mengikuti pelatihan ini. “Pelatihan ini sangat bermanfaat. Saya sekarang menjadi lebih paham tentang bagaimana implementasi P5 yang benar sesuai dengan kurikulumnya. Saya akan menyampaikan kepada guru lain di madrasah agar mereka juga dapat menerapkan P5 dengan benar,” tuturnya. (pep/abi).

#KementerianSemuaAgama
#MakinDigitalMenjangkauUmat

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *