Mendidik Anak di Zaman IT: Hikmah Nabawi dan Relevansi

Oleh: Kasmad Rifangi, M.Pd.I.
Kepala MIN 1 Kulon Progo

Dunia saat ini tengah mengalami transformasi luar biasa yang dipicu oleh perkembangan teknologi informasi (IT). Anak-anak kita tumbuh dalam lingkungan digital. Di mana informasi begitu mudah diakses dan interaksi sosial semakin bergantung pada perangkat pintar. Sebagai orang tua dan pendidik, muncul pertanyaan penting. Bagaimana mendidik anak di tengah gelombang digital ini tanpa kehilangan nilai-nilai akhlak dan spiritualitas yang diajarkan Nabi Muhammad SAW?

Dalam Islam terdapat kaidah bijak yang sering dikutip. “Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya. Karena mereka hidup di zaman yang berbeda dengan zamanmu.” Ungkapan tersebut meskipun bukan hadits shahih, tetapi mengandung hikmah yang mendalam dan sejalan dengan semangat ajaran Islam.

 

  1. Tantangan Mendidik Anak di Era Digital,
    • Teknologi bukan hanya alat, tetapi juga budaya baru yang mempengaruhi cara berpikir, berkomunikasi, dan belajar. Anak-anak kini:
    • Terpapar informasi tanpa batas, termasuk yang belum tentu sesuai usia mereka.
    • Memiliki interaksi sosial digital melalui media sosial, game online, dan aplikasi perpesanan.
    • Cenderung lebih visual, cepat bosan, dan ingin hal instan.
    • Mengalami penurunan kemampuan empati dan komunikasi luring jika tidak dibimbing.
    • Tanpa pengawasan dan pendidikan nilai, anak bisa terjebak dalam konten negatif, individualisme ekstrem, hingga kecanduan gawai.
  2. Teladan Nabi Muhammad SAW dalam Mendidik Anak. Nabi Muhammad SAW memberikan teladan luar biasa dalam mendidik generasi muda. Bahkan di masa yang sangat berbeda dengan sekarang. Namun prinsip-prinsipnya tetap relevan hingga hari ini. Antara lain:
    • Penuh Kasih Sayang dan Empati. Nabi Muhammad SAW sangat lembut terhadap anak-anak. Kepada cucunya, Hasan dan Husain, Beliau sering mencium dan memangku mereka. Ketika melihat anak kecil menangis dalam shalat, Nabi SAW mempercepat shalatnya agar tidak membuat sang anak (dan ibunya) merasa tidak nyaman. “Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi anak kecil.” (HR. Tirmidzi). Aplikasi di zaman IT: Bangun hubungan emosional yang kuat dengan anak agar ia terbuka, nyaman, dan merasa dicintai. Jangan ganti waktu bermain atau berbicara dengan anak hanya dengan memberikan gadget.
    • Memberi Teladan, Bukan Hanya Perintah. Nabi mendidik dengan uswah hasanah (teladan baik). Ucapan dan perbuatan beliau konsisten. Aplikasi di zaman IT: Orang tua harus bijak dan bertanggung jawab menggunakan teknologi. Tidak mungkin melarang anak main gadget, tetapi orang tua sibuk scroll media sosial sepanjang hari.
    • Memberikan Pendidikan Bertahap Sesuai Usia. Nabi memberikan pendidikan bertahap sesuai kemampuan anak. Beliau bersabda: “Perintahkan anakmu untuk shalat ketika ia berusia 7 tahun.” (HR. Abu Dawud). Untuk aplikasi di zaman IT: Kenalkan teknologi secara bertahap dan bijak, bukan sekadar melarang. Bimbing anak untuk memilih konten yang bermanfaat dan tanamkan literasi digital yang kuat.
    • Menanamkan Tauhid dan Akhlak Sejak Dini. Dalam wasiat Luqman kepada anaknya (QS. Luqman: 13-19), ditegaskan pentingnya nilai tauhid, akhlak, tanggung jawab, dan kesantunan. Sedangkan aplikasi di zaman IT adalah: Meskipun anak hidup di dunia digital, pondasi iman dan akhlak tetap menjadi prioritas. Ajarkan bahwa Allah Maha Melihat meski tak ada manusia yang melihat aktivitas mereka di dunia maya.
  3. Mendidik anak/murid sesuai zaman. Hal ini adalah “bukan menyerah pada zaman”. Mendidik sesuai zaman bukan berarti mengikuti arus tanpa arah. Tetapi menggunakan pendekatan yang relevan tanpa kehilangan nilai inti Islam. Misalnya:
    • Jika di masa lalu anak diajarkan dengan buku dan cerita lisan, kini bisa menggunakan video Islami, podcast edukatif, atau aplikasi pembelajaran.
    • Jika dulu komunikasi hanya tatap muka, sekarang perlu etika berkomunikasi digital.
    • Jika dulu tantangan anak adalah pergaulan langsung, kini juga harus dibekali ketahanan digital terhadap cyberbullying, hoaks, atau konten eksplisit.
  4. Kolaborasi: Rumah, Sekolah/Madrasah, dan Komunitas. Pendidikan anak di era IT tidak bisa hanya diserahkan pada sekolah. Orang tua dan masyarakat juga harus melek teknologi dan aktif berperan. Bangun rumah sebagai madrasah pertama, tempat anak belajar adab sebelum ilmu. Ajarkan anak bahwa:
    • Teknologi adalah alat, bukan pada tujuannya.
    • Akhlak dan iman harus menjadi filter utama dalam bersikap.
    • Tanggung jawab di dunia nyata tetap lebih penting daripada eksistensi digital.

Zaman boleh berubah, tetapi nilai-nilai dasar dalam mendidik anak tetap sama. Kasih sayang, keteladanan, keimanan, dan akhlak mulia. Nabi Muhammad SAW telah mencontohkan metode pendidikan yang penuh hikmah dan sangat aplikatif. Bahkan hingga masa kini. Teknologi hanyalah alat, dan keberhasilannya tergantung pada bagaimana kita membingkainya dengan nilai-nilai yang benar. Maka didiklah anakmu sesuai zamannya, bukan dengan tunduk pada zaman. Tetapi dengan membekali mereka agar mampu hidup bijak dalam zamannya dan tetap berpijak pada nilai-nilai ilahiah.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *