Acara Bimwin, Penghulu KUA Sentolo Berikan Materi Manajemen Kebutuhan Keluarga

Kulon Progo (KUA Sentolo) – Bagi calon pengantin yang akan melangsungkan jenjang pernikahan tentu sudah menyiapkan berbagai kebutuhan agar pernikahan berjalan lancar. Namun demikian calon pengantin juga perlu untuk dibekali pengetahuan tentang tata kelola pemenuhan kebutuhan keluarga tersebut supaya bisa berjalan berimbang. Untuk mewujudkan hal tersebut, KUA Sentolo memberikan pembekalan kepada calon pengantin melalui program Bimbingan Perkawin (Bimwin) yang dilaksanakan pada hari Selasa,(15/7/2025) di balai nikah KUA Sentolo

Kegiatan yang diikuti oleh 18 pasang calon penganting (catin) terebut diisi oleh narasumber baik dari internal KUA Sentolo maupun dari eksternal selaku patner dari KUA Sentolo. Terdapat lima materi yang akan disampaikan pada bimwin kali ini meliputi pre test dan perkenalan oleh panitia, mempersiapkan keluarga sakinah, mengelola psikologi dan dinamika keluarga oleh Wildan Isa Anshory S.H.I., M.H., selaku Kepala KUA Sentolo, generasi berkualitas dan kesehatan reproduksi oleh PKB Kapanewon Sentolo dan memenuhi kebutuhan keluarga oleh H. Djama’ah, S.Ag., selaku penghulu KUA Sentolo.

H. Djamaah, S.Ag. selaku penghulu KUA Sentolo sekaligus pemateri bimwin kali ini menyampaikan tentang urgensi memenuhi kebutuhan keluarga bagi calon pengantin. “Sebagai sebuah komunitas keluarga yang terdiri dari banyak komponen berbeda tentu tidak bisa dilepaskan dari berbagai kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan ini tentunya untuk memenuhi tujuan keluarg agar tujuan yang telah disepakai tercapai. Ketika kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi, dikawatirkan terjadi problem serius yang berakibat fatal dan gagalnya keluarga” ungkapnya.

Menurutnya bahwa kebutuhan keluarga itu sendiri mempunyai beberapa klasifikasi, semuanya harus dikelola dan dipenuhi. Dilihat dari objeknya, kebutuhan meliputi kebutuhan material dan immaterrial. Kebutuhan material seperti tempat tinggal, kendaraan, pakaian, jatah belanja bulanan, sedangkan kebutuhan immaterial seperti kasih sayang, saling mengerti. Dilihat dari sisi waktunya, ada kebutuhan yang jangka pendek dan kebutuhan jangka panjang. Setiap pasangan harus mampu membedakan apa saja yang termasuk kebutuhan jangka pendek dan yang termasuk kebutuhan jangka panjang. Dilihat dari sisi pentingnya, ada kebutuhan yang sifatnya mendesak dan tidak mendesak. “Keduanya, baik suami ataupun istri harus sinergi untuk tercukupinya kebutuhan itu. Jika tidak terpenuhi, sebagaimana mobil, maka bisa berakibat oleng dan membahayakan pengemudi sendiri atau penumpang” imbuhnya.

Selanjutnya disampaikan bahwa dalam perjalanan sebuah bahtera keluarga adakalanya akan menemui dinamika antara masing-masing pasangan. Oleh karena diperlukan sebuah kedewasaan dalam menyikapi hal tersebut agar keluarga tetap utuh dan harmonis. Komunikasi yang baik menjadi sebuah jembatan untuk mengelola perbedaan. “Tanpa komunikasi yang baik, masing-masing pasangan akan mengedepankan egonya masing-masing dan sulit untuk memahami pandangan pasangannya” pungkasnya.

Diakhir sesi  Djama’ah mengungkapkan bahwa secara materi seorang suami memang bertanggung jawab atas urusan nafkah, namun demikian seorang istri diharapkan tetap berikhtiar membantu sang suami. Adapun dari sisi kebutuhan non materi seperti pendidikan, rasa nyaman, refreshing kedauanya harus saling mendukung. Ketika ketiga kebutuhan ini bisa terealisasi, diharapkan terwujud sebuah keluarga yang kokoh dan harmonis serta dinamika keluarga bisa terlewati dengan indah. (skd/dpj)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *