Guru MTsN 3 Kulon Progo Bacakan Geguritan Buku Kumpulan Tembang lan Geguritan Kanggo Bocah

Kulon Progo (MTsN3KP) – Aula Balai Bahasa Yogyakarta pada Sabtu (09/08/2025) dipenuhi suasana hangat dan nuansa budaya. Di antara para tamu undangan dan pecinta sastra Jawa, hadir Guru MTsN 3 Kulon Progo, Marfidah, yang mendapat kehormatan membacakan sebuah geguritan dalam acara Bedah Buku Kumpulan Tembang lan Geguritan Kanggo Bocah.

Acara ini diselenggarakan oleh Sanggar Sastra Jawa sebagai wujud pelestarian bahasa dan sastra Jawa, khususnya tembang dan geguritan. Buku yang dibedah adalah karya Penulis Wanita Sastra Jawa, Melati Rinonce, yang sarat pesan moral dan nilai kearifan lokal.

Dalam kesempatan tersebut, Marfidah membacakan geguritan berjudul “Kekudanganing Ati” karya Pengawas Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Kulon Progo, Ika Zardi Saliha (Barokatussalihah, S.Ag., M.Si.). Pembacaan geguritan dilakukan setelah sambutan panitia dan sebelum sesi inti bedah buku dimulai. Hadirin larut dalam keindahan diksi dan kedalaman makna karya tersebut.

Usai acara, Marfidah menyampaikan rasa bahagianya mendapat kesempatan tampil. “Saya senang sekali bisa ikut berpartisipasi. Selain membacakan geguritan, saya juga belajar dari para sastrawan dan budayawan yang hadir di sini,” ungkapnya.

Acara ini juga menghadirkan diskusi seputar proses kreatif penulisan tembang dan geguritan, tantangan pelestarian bahasa daerah di era digital, serta strategi mengenalkan sastra Jawa kepada generasi muda.

Salah satu peserta kegiatan, Amri, memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini. “Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat. Selain bisa menikmati karya sastra yang indah, kami juga mendapat wawasan baru tentang bagaimana menjaga keberlangsungan bahasa dan sastra Jawa di tengah arus modernisasi. Saya sangat mengapresiasi semua pihak yang terlibat,” ujarnya.

Panitia berharap kegiatan ini dapat menjadi ajang bertemunya penulis, pembaca, pendidik, dan pecinta sastra Jawa untuk saling menginspirasi. “Kami ingin generasi muda tetap merasa dekat dengan bahasa ibu dan bangga menggunakannya,” ungkap salah satu perwakilan Sanggar Sastra Jawa. (mfd/sap/don)

1 reply

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *