KUA Lendah Berikan Pendampingan BRUS pada Madrasah

Kulon Progo (KUA Lendah) – Penyuluh Agama Kapanewon Lendah, Alfaenawan, S.H turut serta dalam memberikan bimbingan peningkatan pemahaman gender equality (kesetaraan gender) di Madrasah Aliyah (MA) Nurul Haramain Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan ini diselenggarakan pada Sabtu, (23/8/2025).

“Sebelum memahami terminologi gender, terlebih dahulu harus memahami perbedaan antara gender dan jenis kelamin (sex). Keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan, misalnya jenis kelamin itu bersifat kodrati (ciptaan Tuhan, _nature_ ) namun gender itu dibentuk oleh faktor sosial-budaya yang berkembang dalam masyarakat. Adapun ciri khas jenis kelamin bersifat statis (tidak dapat berubah) sedangkan gender dapat berubah.

Sementara dari unsur jenis kelamin bersifat biologis sedangkan gender bersifat non-biologis (budaya masyarakat),” ungkap Alfan, saat menyampaikan materi dihadapan para siswa.

“Setelah mengetahui klasifikasi jenis kelamin dan gender maka dapat diketahui terminologi gender itu sendiri, yaitu kontruksi sosial yang membedakan antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi budaya, sosial-kemasyarakatan, nilai, serta berbagai faktor non-biologis yang berkembang dalam suatu masyarakat. Adapun macam-macam bentuk ketidakadilan gender meliputi _double burden_ (beban ganda), _violence_ (kekerasan), _stereotype_ (pelabelan negatif), _patriarkhi_ , _subordinasi_ (anggapan merendahkan), dan _marginalisasi_ (peminggiran),” lanjutnya.

Menurut Alfaenawan, “Para peserta diharapkan dapat memahami konsep gender dan kontribusi hadirnya islam dalam mengajarkan nilai-nilai kesetaraan, menolak segala bentuk ketidakadilan, hegemoni, termasuk juga ketidaksetaraan gender. Sehingga tidak boleh menganggap perempuan itu lemah, tidak mampu bekerja di ranah publik, serta memperlakukan secara tidak adil. Kesetaraan gender merupakan suatu keniscayaan dalam kehidupan. Prinsip kesetaraan ( al-musawa ) & keadilan sosial (a l-‘adl al-ijtima’i ) harus diimplementasikan dalam berbagai lini kehidupan,” pungkasnya

Kegiatan ini dilaksanakan dalam dua sesi. Sesi pertama diisi dengan materi analisis gender secara ceramah-klasikal. Sedangkan sesi kedua berupa pembelajaran interaktif, sehingga memberikan ruang bagi peserta untuk bertukar opini, sharing, serta tanya-jawab langsung dengan narasumber. Para siswa cukup antusias dan aktif dalam mengikuti disikusi ini.

Ditemui diruang kerjanya, Kepala KUA Lendah, Zamroni, S.Ag., M.Si. turut mengapresiasi dalam kegiatan tersebut. “Saya menghargai dan mendukung peran penyuluh dalam melaksanan kegiatan pendampingan Bina Remaja Usia Sekolah (BRUS) tentang peningkatan pemahaman gender equality di lingkungan sekolah atau madrasah tersebut, sehingga nantinya para siswa memiliki bekal pengetahuan terkait kesetaraan gender agar bisa diimplementasikan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara umum,” tuturnya. (alf/dpj).

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *