Pengajian Rutin Aparat Wates: Ingatkan Empat Modal dalam Hidup Manusia
Kulon Progo (KUA Wates) – Pengajian rutin bagi aparatur pemerintah dan masyarakat Kapanewon Wates kembali digelar dengan khidmat, pada Rabu (06/08/2025) menghadirkan pemahaman mendalam tentang pentingnya menjadi pribadi yang berkarakter. Acara yang dihadiri oleh Panewu Kapanewon Wates, Sutrisna, S.Sos., Kapolsek Wates, ASN KUA Wates, K3SK Wates, serta Lurah dan Pamong ini menampilkan H. Mulyono, S.H.I., M.S.I., sebagai pemateri yang mengangkat tema sentral “Modal Hidup Manusia”.
Acara diawali dengan sambutan Panewu Wates, Sutrisna menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan kedua kalinya dilaksanakan, “Alhamdulillah antusiasme yang hadir sangat banyak, terima kasih kepada semua pihak dan semoga kehadirannya menjadi jariyah kebaikan untuk bekal akhirat, semoga kedepan tambah semangat ngajinya” Ujarnya.
Acara dilanjutkan dengan Tausiyah. Dalam tausiyahnya, Kasi Haji dan Umrah Kankemenag Kulon Progo H. Mulyono memaparkan empat modal utama yang harus dimiliki setiap individu agar dapat menjalani hidup dengan baik dan bermanfaat. Keempat modal tersebut meliputi: Satu; Qudroh (Kemampuan): Setiap manusia dianugerahi potensi dan kemampuan yang harus terus diasah dan dimanfaatkan untuk kebaikan.
Dua;Thoriqotut Tafkir (Cara Berpikir/Mindset): Pola pikir yang benar adalah kunci untuk mencari kebenaran. Pikiran harus digunakan secara jernih agar tidak mudah terombang-ambing oleh hal-hal yang tidak benar. Tiga; Mauqifusy Syakhsyi (Sikap/Attitude): Sikap menjadi cerminan diri. H. Mulyono mengutip peribahasa Jawa, ajining diri seko lathi, ajining rogo seko busono, ajining awak seko tumindak (harga diri berasal dari ucapan, harga raga dari pakaian, harga badan dari perbuatan). Ia juga menekankan pentingnya adab melalui ungkapan Arab, Likulli maqomin maqolun, likulli maqolin maqomun. Empat; Suluk (Pendidikan Karakter): Sikap dan perilaku baik yang dibentuk melalui pendidikan karakter adalah bekal penting untuk menjalani kehidupan.
Pada sesi pengajian tersebut, H. Mulyono juga memberikan analogi yang menarik untuk menggambarkan sosok mukmin sejati, yaitu perumpamaan lebah atau tawon. Melalui hadis Matsalun mukmin kamatsalin nahli (perumpamaan mukmin seperti lebah),
Berakhirnya Pengajian dilanjutkan dengan kegiatan pentasyarufan atau penyaluran bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kulon Progo. Penyaluran ini menjadi wujud nyata dari nilai-nilai kedermawanan dan kepedulian sosial yang sejalan dengan inti pengajian, yaitu menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama. “Ini merupakan salah satu aksi nyata, tetaplah melakukan kebaikan terhadap sesama, dimanapun dan kapanpun kita berada,” ujar Sutrisna.
Ditemui di ruang kerjanya Kepala KUA Wates Marjuki, S.H.I., M.S.I., mengapresiasi atas pelaksanaan kegiatan pengajian rutin yang berjalan dengan lancar. “Kegiatan Pengajian ini diharapkan dapat memberikan bekal ilmu yang kuat sekaligus manfaat nyata bagi seluruh peserta, baik ASN maupun masyarakat, untuk terus memperbaiki diri dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan,” harap Marjuki.(lua/dpj)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!