Santriwati BSMU Mandaku Telusuri Jejak Syekh Jumadil Kubra di Bukit Turgo
Sleman (MAN 2 KP) – Sebanyak 24 santriwati dengan 9 Pengasuh/Pendamping Boarding School Miftahul Ulum (BSMU) Madrasah Aliyah Negeri 2 Kulon Progo melakukan kegiatan penelusuran jejak dakwah penyebar Islam di kawasan petilasan Syekh Jumadil Kubra yang berada di puncak Bukit Turgo, Dusun Turgo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Sabtu, (2/8/2025).
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala BSMU, Dra. Muslimah, M.Pd., dan didampingi oleh beberapa guru mata pelajaran Bahasa Arab serta guru rumpun Pendidikan Agama Islam. Selain untuk mengenal lebih dekat sosok ulama penyebar Islam di tanah Jawa, kegiatan ini juga merupakan bagian dari pembelajaran kontekstual dan spiritual siswa di luar kelas.
Syekh Jumadil Qubro dikenal sebagai tokoh penting dalam silsilah para penyebar Islam di Jawa. Dalam versi silsilah yang disusun Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, ia disebut sebagai kakek dari tokoh yang dimakamkan di Mancingan, Parangtritis, dan identik dengan Sayidina Ibrohim Asmoro (Zinal Akbar Jumadil Qubro), keturunan ke-21 Nabi Muhammad SAW serta leluhur Sunan Ampel dan Sultan Trenggono.
Dalam Babad Tanah Jawi, beliau disebut sebagai Makdum Brahim Asmara dari Campa, ayah dari Raden Rahmat (Sunan Ampel), keponakan Raja Majapahit. Sementara menurut Raffles dalam History of Java, Syekh Jumadil Qubro adalah pengikut Raden Rahmat yang menetap di Gunung Jati dan kemudian dikenal sebagai Sunan Agung, salah satu tokoh penting dalam pembangunan Masjid Demak bersama Raden Patah.
Bukit Turgo, tempat petilasan tersebut berada, adalah salah satu bukit purba yang terbentuk dari aktivitas Gunung Merapi jutaan tahun silam. Dari puncaknya, pemandangan gagahnya Gunung Merapi membentang megah. Jalur menuju petilasan cukup menantang, dengan anak tangga menanjak yang dikelilingi hutan dan suasana alam yang tenang, menjadikannya tempat refleksi spiritual yang ideal.
Dalam sambutannya, Kepala BSMU Dra. Muslimah, M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan sejarah dakwah Islam secara nyata dan menginternalisasi nilai perjuangan serta keteladanan para ulama kepada para santri.
“Syekh Jumadil Kubra adalah simbol perjuangan dakwah Islam yang penuh hikmah dan kesungguhan. Kegiatan ini memberikan pengalaman spiritual dan intelektual bagi para santriwati agar lebih mencintai sejarah Islam dan mengamalkan nilai-nilai luhur yang diwariskan para wali,” tuturnya.
Selain mengunjungi petilasan, rombongan juga berkesempatan mendatangi Museum Gunungapi Merapi (MGM) untuk memperkaya pemahaman siswa tentang aspek kebumian.
Akhmad Lukman Hakim, S.Hum., salah satu guru pendamping, menjelaskan keterkaitan antara perjalanan spiritual dan keilmuan dalam kegiatan ini.
“Kegiatan ini bukan hanya menguatkan pemahaman sejarah dakwah Syekh Jumadil Kubra, tetapi juga memperkaya wawasan geografi siswa tentang proses terbentuknya Bukit Turgo dan perkembangan Gunung Merapi sebagai bagian dari dinamika bumi yang hidup. Ini bentuk integrasi antara ilmu agama dan ilmu alam,” jelasnya.
Kegiatan ini menjadi bagian dari program Islamic Outdoor Learning BSMU MAN 2 Kulon Progo yang terus mendorong pembelajaran berbasis pengalaman nyata, memadukan aspek spiritual, sejarah, dan sains secara holistik. (gia/dpj)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!