Tingkatkan Kapasitas Keilmuan, ASN KUA Sentolo Hadiri Seminar Nasional 

Yogyakarta (KUA Sentolo) – Isu-isu kontemporer yang berkembang dalam diskursus dunia Islam terus bergulir, oleh karena itu mengawal dan mengikuti perkembangan wacana tersebut mutlak diperlukan. Sehubungan dengan hal tersebut segenap penyuluh dan penghulu KUA Sentolo mengikuti Seminar Nasinonal tentang Islam dan Hak-Hak Anak Penguatan Kapasitas dan Perspektif Penghulu dan Penyuluh Agama dalam Perlindungan Anak pada Rabu (30/07/2025) di Convention Hall Lt. 1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Kepala Bidang Urais Kanwil Kemenag DIY, Drs. Sa`Ban Nuroni, M.A. menyampaikan bahwa di Jogja pada lima tahun terakhir data pernikahan mengalami penurunan, 2019: 24.000 sekian, 2020-2022: 21.000, dan 2024: 19.000 linear dengan pernikahan anak juga mengalami penurunan. Berdasar data tersebut, anak perempuan mengalami pernikahan dibawah umur 2x lipat lebih banyak. “Tentunya para penghulu berupaya mengupayakan penurunan. Ada bina remaja usia nikah, ada bina remaja usia sekolah, selain itu ada juga bimwin, terimakasih penghulu dan penyuluh DIY” tuturnya.

Salah satu pembicara Alissa Qotrunnada Wahid dari The Wahid Institute, memaparkan potret kehidupan anak di Indonesia yang menghadapi berbagai tekanan struktural dan kultural: dari kemiskinan, kurangnya akses pendidikan dan layanan kesehatan. “Anak perempuan, khususnya, mengalami beban berganda. Ketika keluarga menghadapi tekanan ekonomi, mereka yang paling sering dikorbankan,” ungkap Alissa. Lebih lanjut Alissa juga menekankan pentingnya membangun keluarga sakinah sebagai lingkungan pertama yang menjamin hak-hak anak. “orangtua untuk tidak terjebak pada kecemasan tentang apakah anak akan tumbuh menjadi pribadi baik, melainkan merefleksikan diri: sudahkah kita menjadi orangtua dan pendidik yang baik bagi mereka?” pungkasnya.

Pembicara lainnya, Dosen Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Dr. Moh Mufid mengungkapkan, penghulu dan penyuluh agama KUA tidak hanya bertugas mencatat pernikahan, tetapi juga menjadi agen strategis dalam membangun kesadaran perlindungan anak.

Kepala KUA Sentolo, Wildan Isa Anshory, S.H.I., M.H.I. sebagai salah satu peserta menyampaikan bahwa acara tersebut sangat bermanfaat, membuka pemahaman kita tentang perlindungan anak. “Bahwa tema perlindungan anak bukan ide barat semata, perlindungan anak sudah dibincangkan oleh ulama dulu dalam diturost klasik” tuturnya. Hadir sebagai peserta dari KUA Sentolo Wildan Isa Anshory, S.H.I, M.H., Dicky Prayogi, S.Ag., H. Rohman, S.Ag. dan Hj. Istiqlaliyah, S.Ag. Semua peserta tadi dari unsur penghulu dan penyuluh agama KUA Sentolo. (skd/dpj)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *