KUA Nanggulan Bersinergi Lintas Sektoral, Kawal Pencegahan Stunting

Kulon Progo (KUA Nanggulan) – Dalam upaya mendukung progam pemerintah dalam percepatan penurunan angka stunting, KUA Nanggulan bersinergi dengan PLKB, Puskesmas, kader kesehatan, Kapanewon, Kalurahan, dan PKK setempat. Kegiatan ini diwujudkan melalui kunjungan silaturahmi ke rumah pasangan muda, Wahyu Rizqi Wibowo dan Ibu Zahrina, di Dusun Penjalin, Donomulyo, Nanggulan, pada Rabu (03/09/2025).

Dalam sambutannya, Kepala KUA Nanggulan, Jemino, S.H.I., M.H., menegaskan pentingnya membangun ketahanan keluarga sebagai langkah awal dalam pencegahan stunting. Menurutnya, stunting tidak hanya berkaitan dengan aspek gizi semata, melainkan juga kesiapan mental, spiritual, serta pemahaman calon orang tua dalam menjalani peran sebagai keluarga.

“Untuk membangun ketahanan keluarga dan mencegah lahirnya generasi stunting, memang diperlukan kerja sama semua pihak,” ujar Jemino.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa KUA Nanggulan selama ini telah menjalankan beberapa program, seperti Bimbingan Perkawinan (Binwin), Bina Remaja Usia Sekolah (BRUS), serta program unggulan “Beras Ketan Sak Ceting” (Berkah Silaturahmi Kunjungan Edukasi Temanten sarana Ketahanan keluarga Pencegahan Stunting).

Sementara itu, Nano Susanto, S.KM dari PLKB Sentolo memaparkan pentingnya peran seorang ayah siaga. Menurutnya, ayah siaga adalah ayah yang aktif dan proaktif dalam mendukung kehamilan, persalinan, serta masa setelah melahirkan, baik secara fisik maupun emosional, demi kesehatan istri dan bayi.

Lebih lanjut Nano menjelaskan Salah satu Program Quick Win Kemendukbangga/BKKBN adalah Gerakan Ayah Teladan Indonesia.”Menurut data 20,9% anak kehilangan sosok seorang ayah, kehadirannya ada tapi tidak terasa di rumah tangga, oleh karena itu Ayah harus terlibat dan ikut dalam pengasuhan anak,” ucapnya.

“Adapun untuk  memenuhi indikator tersebut, antara lain yang harus dilakukan adalah:

  1. Interaksi ( bermain bersama, olahraga bersama dll
  2. Aksesibility (ayah ada waktu untuk anak dan serumah dengan anak)
  3. Tanggung jawab (ayah mencukupi kebutuhan harian, (finansial, pendidikan dll)
  4. Keterlibatan (ayah berperan ikut mengerjakan tugas di rumah, bekerjasama dnegan istri),” pungkasnya. (col/dpj)
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *