Guru Mimuhga Harus Kosongkan Gelas Pikir Demi Pendidikan

Kulon Progo (MIMUHGA) – Dalam dunia pendidikan yang terus berubah, guru dituntut bukan hanya sebagai pengajar. Tetapi juga sebagai pembelajar sepanjang hayat. Kunci utama untuk mewujudkannya adalah memiliki growth mindset atau pola pikir bertumbuh yang menjadi fondasi bagi terciptanya pembelajaran yang benar-benar memanusiakan murid.

Hal ini mengemuka dalam Diseminasi Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) yang digelar Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kapanewon Panjatan. Agenda tersebut digelar bagi Kepala SD/MI se-Kapanewon Panjatan. Acara yang berlangsung selama tiga hari, Senin-Rabu (10-12/11/2025) di Gedung KPN Mantep. Kegiatan tersebut menekankan pada pergeseran paradigma dari pembelajaran yang sebelumnya berpusat pada guru. Kemudian menjadi berpusat pada murid.

Kepala MIMUHGA, Siti Nurhayati, S.Ag., M.Si. mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. “Guru perlu mengembangkan keterampilan abad ke-21 untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Di sini kepala madrasah turut berperan mendorong guru agar bisa menciptakan suasana belajar yang lebih bermakna, menyenangkan, dan sesuai dengan kebutuhan murid serta tantangan zaman,” ujarnya.

Selanjutnya diterangkan Deep learning, yang menjadi fokus diseminasi. Didefinisikan sebagai pendekatan yang mendorong praktik berpusat pada murid. Pendekatan ini memfasilitasi murid untuk menggali makna, relevansi, dan kedalaman suatu materi pelajaran. Implementasinya dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti teknik belajar aktif, pemanfaatan teknologi edukasi, dan asesmen autentik yang menilai proses, bukan sekadar hasil.

Selanjutnya Siti Nurhayati lebih lanjut menjelaskan empat pilar utama deep learning. Yakni Mindful Learning (Pembelajaran Berkesadaran), Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna), Joyful Learning (Pembelajaran yang Menggembirakan), dan Growth Mindset (Pola Pikir Bertumbuh)

Siti menyatakan bahwa growth mindset adalah fondasi yang paling krusial. “Guru sebagai pengajar harus memiliki pola pikir bertumbuh agar dapat relevan dengan perkembangan zaman. Guru mau tidak mau harus belajar sepanjang hayat dengan menemukan titik ketidaktahuannya,” tegas Kamad.

Menurutnya, kesadaran untuk terus bertumbuh inilah yang akan membuat seorang pendidik mampu mengosongkan gelas pikirnya dan menerima pengetahuan serta metode baru. Proses ini, kata dia, adalah syarat mutlak untuk menjadi guru yang mampu beradaptasi dan berinovasi.

Penerapan growth mindset pada guru tidak hanya berdampak pada perkembangan profesionalnya. Tetapi lebih jauh membentuk cara pandangnya terhadap murid.

“Inilah pentingnya pendidik memiliki pemikiran yang bertumbuh. Ia menjadi guru yang dapat melihat murid bukan sebagai objek pengajaran. Namun sebagai manusia yang sedang belajar menemukan makna kehidupan,” papar Siti.

Dengan pola pikir ini pendidikan kemudian diarahkan pada tujuan yang lebih hakiki. “Menjadi tanggung jawab bersama bagaimana kita mendidik murid menjadi manusia yang mampu memanusiakan sesamanya,” pungkas Siti.

Kegiatan ini diharapkan menjadi pemantik bagi para kepala sekolah/madrasah untuk membimbing guru-guru di wilayahnya agar menerapkan deep learning dan menumbuhkan growth mindset yang pada akhirnya akan menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih manusiawi dan relevan di era sekarang. (rat/sit/abi).

#KementerianSemuaAgama
#makinDigitalMenjangkauUmat

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *