Ratusan Guru PAI Bersinergi, Sukseskan Gerakan Kulon Progo Mengaji

Kulon Progo (KKG PAI) – Gerakan Kulon Progo Mengaji (GKM) menyelenggarakan Diklat Tsaqifa dengan Tema Membumikan dan Memberantas Buta Baca Huruf Alqur’an. Diklat tersebut berfokus pada metode pembelajaran Alquran. Kegiatan ini ditujukan bagi Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) SD di wilayah Eks Tuti Selatan yakni Panjatan, Galur, Wates, dan Temon. Agenda dipusatkan di GOR Kalurahan Kedundang, Kapanewon Temon pada Selasa (11/11/2025).

Diklat ini diikuti oleh total 126 GPAI SD. Dengan rincian 28 orang dari Kapanewon Panjatan, 32 Galur, 39 Wates, dan 27 Temon. Kegiatan Diklat Tsaqifa ini dibiayai sepenuhnya oleh Baznas Kulon Progo bekerja sama dengan Tim GKM dan panitia lokal tingkat kapanewon.

Kegiatan diklat ini dihadiri oleh Pengawas PAI Kankemenag Kulon Progo, Drs Tukidi, M.S.I. dan Anjar Purwantari, S.Ag.,M.S.I. Selain itu juga hadir Pengawas SD 4 Kapanewon, Munfa’atun, S.Pd., M.Pd., Teguh Purwantari, S.Pd., M.Pd., dan Sumiarsih, S.Pd.SD., M.Pd., serta Narasumber dari Tim GKM.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Pengawas PAI, Drs. Tukidi, M.S.I. dan memberikan apresiasi kepada tim GKM Kulon Progo yang telah berhasil merealisasikan wacana diklat metode Tsaqifa ini. “Metode sangat banyak sekali. Keberhasilannya tergantung yang menyampaikan dan siswa yang menerima,” ujar Tukidi.

Tukidi juga berharap metode ini dapat diperluas hingga ke masyarakat. “Kendalanya, murid tidak tuntas karena orang tuanya tidak bisa membaca Alquran dan lingkungannya jauh dari TPA. Harapannya GPAI semua bisa menyukseskan terus dalam membaca Alquran dan nantinya bisa mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” imbuh Tukidi.

Ketua Panitia, Teguh Santoso, S.Pd., M.Pd. dalam sambutannya menyampaikan tiga tujuan utama diadakannya Diklat Tsaqifa. “Tujuan kami adalah untuk meningkatkan kompetensi GPAI SD di 4 Kapanewon. Selain itu juga mengenalkan dan mempraktikkan metode Tsaqifa. Selanjutnya mendorong semangat syiar dan pembiasaan mengaji baik di sekolah maupun di rumah untuk siswa,” jelasnya.

Lebih lanjut Teguh Santoso mengungkapkan harapannya agar pasca diklat para GPAI dapat mengimplementasikan metode ini dalam pembelajaran, terbentuknya komunitas belajar Alquran antar guru, dan Gerakan Kulon Progo Mengaji dapat melekat pada peserta didik. “Harapan akhirnya adalah Kulon Progo menjadi kabupaten yang religius dan berkarakter mulia,” tambahnya.

Salah satu peserta diklat, Nur Muhamad, S.Pd.I. mengatakan bahwa Gerakan Kulon Progo Mengaji ini menjadi salah satu langkah strategis dalam meningkatkan literasi Alqur’an di tengah masyarakat. Khususnya dalam merespons tantangan pemberantasan buta baca huruf Alqur’an di era modern. “Dalam diklat ini para peserta diklat tidak hanya menerima materi bimbingan. Tetapi juga difasilitasi untuk berdiskusi, saling bertukar pengalaman, dan praktik langsung (talaqqi) terkait penerapan metode cepat membaca Alqur’an di lingkungan sekolah masing-masing,” tambah Nur.

Melalui gerakan ini diharapkan GPAI di wilayah Kabupaten Kulon Progo dapat membumikan Alqur’an dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga diharapkan dapat berdampak nyata bagi perkembangan karakter serta spiritualitas warga Kulon Progo secara menyeluruh. (nur/abi).
#KementerianSemuaAgama
#MakinDigitalMenjangkauUmat

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *