Tari Maumere Pukau Penonton di Panggung Kokurikuler Siswa MTsN 6 Kulon Progo

Kulon Progo (MTsN6KP) – Suasana meriah kembali terasa di halaman MTsN 6 Kulon Progo dalam gelaran panggung kokurikuler sesi kedua pada Jumat, 26 September 2026. Setelah kesuksesan di sesi pertama, kali ini Tari Maumere menjadi pusat perhatian dengan penampilan yang energik dan memikat.

Di bawah hangatnya sinar matahari pagi, beberapa murid tampil dengan kostum etnik berwarna cerah. Gerakan khas Tari Maumere yang dinamis, berpadu dengan irama lagu yang akrab di telinga, berhasil menghidupkan suasana. Tak hanya para murid, guru dan pegawai pun larut dalam semangat tarian asal Nusa Tenggara Timur ini.

Pentas kokurikuler ini dirancang sebagai ruang ekspresi bagi murid sekaligus sarana menumbuhkan apresiasi terhadap keberagaman budaya Indonesia. Tari Maumere, dengan formasi gerakannya yang enerjik, membuktikan bahwa seni dapat hadir harmonis dalam lingkungan pendidikan madrasah.

Selain Tari Maumere, panggung turut dimeriahkan dengan berbagai tarian daerah lain, seperti Tari Ondel-Ondel dari DKI Jakarta, Tari Sipatokan dari Sulawesi Utara, Tari Zapin dari Riau, Tari Kreasi dari Jawa Tengah, Tari Lilin dari Sumatera Barat, Tari Medley dari Kalimantan Barat, serta ditutup dengan Tari Tanggui dari Kalimantan Selatan.

Kepala MTsN 6 Kulon Progo, Muhammad Muslich Purwanto, S.Ag., M.Pd., memberikan apresiasi tinggi atas kreativitas murid. “Kami sangat bangga melihat antusiasme dan keterampilan anak-anak dalam membawakan berbagai tari nusantara ini. Keberhasilan di sesi kedua ini menunjukkan bahwa program kokurikuler kami berjalan efektif dalam mengembangkan karakter dan potensi non-akademik murid,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kegiatan seni seperti ini penting untuk menjaga keseimbangan psikologis dan kreativitas murid. “Mereka tidak hanya cerdas dalam ilmu agama dan pengetahuan umum, tetapi juga kaya akan ekspresi budaya,” imbuh Muslich.

Kesuksesan sesi kedua ini menegaskan komitmen madrasah untuk terus menyediakan wadah pengembangan minat dan bakat murid. Panggung kokurikuler diharapkan menjadi agenda rutin yang mampu melahirkan generasi berilmu, kreatif, dan mencintai budaya bangsa. (nhc/don)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *