Sekolah Kebangsaan 4, Penghayatan Kristen Yesus Sudah Bangkit dan Naik ke Surga
Kulon Progo (FKUB) – Salib dalam penghayatan Kristen tidak ada lagi tubuh Yesus. Yesus yang tersalib sudah bangkit dan naik ke Surga. Pendeta Gereja Kristen Jawa (GKJ) Wates, Martinus Dwi Anggara menyampaikan hal itu dalam Sekolah Kebangsaan 4 yang berlangsung di GKJ Palihan, Temon, Senin (26/4/2021) sore.
“Dalam penghayatan Kristen, Yesus yang tersalib sudah bangkit dan naik ke Surga. Jadi Yesus sudah tidak ada lagi di tiang salib. Sedangkan sesuai pemahaman Katolik, Yesus masih di tiang salib. Hal ini sebagai bentuk rasa syukur atas keselamatan yang telah diberikan oleh Tuhan,” ungkapnya.
“Selain salib, dalam Kristen juga ada simbol kain berwarna untuk mengetahui kalender gerejawi,” imbuh Anggara.
Lebih lanjut Anggara juga menerangkan bahwa umat Kristen juga melakukan puasa. Puasa tidak hanya dari makan dan minum saja. Tetapi juga aksi puasa, berupa menyisihkan dana untuk dikumpulkan saat Minggu Paskah.
“Bahkan terkait dana ini sesuai ajaran Kristen semestinya 10% dari perolehannya dipersembahkan untuk Tuhan. Ada juga persembahan wajib bulanan, mingguan, dan persembahan syukur. Sementara dana persembahan dari ASN/PNS, di Kulon Progo ini dikelola oleh Paguyuban Pegawai Kristiani (PPK) yang dipergunakan untuk membantu pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan umat,” terangnya.
Sedangkan untuk pengangkatan pendeta dalam Kristen dipersyaratkan berpendidikan S1 Theologi. “Setelah Pendeta umur 60 tahun, akan pensiun atau emiritus. Selanjutnya GKJ akan memanggil umat yang memenuhi syarat untuk mengikuti pemilihan. Prosesnya begitu lama, melalui orientasi atau pengenalan jemaat, pemilihan, pembimbingan, ujian, dan lain-lain. Prosesnya bisa 2 sampai 3 tahun,” lanjut Anggara.
Di akhir paparannya Anggara berharap agar semua peserta bisa memahami agama yang beraneka ragam. “Kita harus saling menghormati yang menjadi keyakinan masing-masing. Adanya agama agar kehidupan tidak kacau. Hal ini agar bisa saling mengamalkan agamanya masing-masing dengan memahami agama yang lain. Yang berbeda biarkan berbeda, jangan disamakan. Sadari dan pahami hal itu dengan baik, agar tetap terjaga kerukunan,” pungkasnya.
Sekolah Kebangsaan yang digagas oleh PUSHAM UII ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak dengan menyempatkan ikut hadir dalam kegiatan ini. Turut hadir antara lain dari Polres Kulon Progo (Kismarjaka), Dikpora (Priyono), Kesbangpol (Mudopati), FKUB (Burhani Arwin), Kankemenag (Prihono), serta anggota Forum Pemuda Lintas Agama (FPLA) sebagai peserta. (abi).
Tetap sehat dan semangat
#LawanCovid-19
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!