Workshop Pembelajaran Mendalam Hadirkan Pembelajaran Berbasis Cinta di MTs Muhammadiyah Sentolo

Kulon Progo (MTs Muhammadiyah Sentolo) – Dalam upaya memperdalam pemahaman guru terhadap penerapan kurikulum yang berorientasi pada karakter dan kemanusiaan, MTs Muhammadiyah Sentolo menggelar Workshop Pembelajaran Mendalam : Kurikulum Berbasis Cinta pada Jumat (7/11/2025) siang. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Khoiriyatun, S.Pd., M.Sc., yang memberikan materi tentang strategi pembelajaran berlandaskan kasih sayang, empati, dan nilai-nilai kemanusiaan.
Kepala MTs Muhammadiyah Sentolo, Sri Rahayu, S.Pd., menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan kegiatan tersebut. “Terima kasih kepada rekan-rekan semua atas kerja samanya sehingga kegiatan workshop ini bisa terlaksana dengan lancer. Proses pendidikan harus selalu beradaptasi pada perkembangan zaman, namun harus bisa menghadirkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, yang bisa menumbuhkan karakter, empati dan kecerdasan emosional siswa. Tujuan diadakannya worksop ini adalah untuk meningkatkan kompetensi guru yang akan berimbas pada meningkatnya kualitas pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa,” ujarnya.
Dalam paparan materinya Khoiriyatun menjelaskan bahwa Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) menempatkan siswa sebagai pusat proses belajar. “Cinta jangan diartikan hanya sebagai rasa, tetapi sebagai energi yang menumbuhkan semangat, kedisiplinan, serta rasa tanggung jawab dalam diri peserta didik. Guru perlu menghadirkan pembelajaran yang menggembirakan agar anak merasa nyaman untuk tumbuh dan berkembang,” tuturnya.

Ia juga menekankan bahwa lingkungan belajar yang baik harus menginspirasi, menyenangkan, serta memberi ruang bagi siswa untuk berefleksi dan berkreasi. “Kurikulum berbasis cinta menuntun guru untuk tidak hanya berfokus pada hasil belajar, tetapi juga pada proses dan perkembangan karakter. Ketika guru mengajar dengan cinta, siswa belajar dengan hati,” imbuhnya.
Lebih lanjut Khoiriyatun menegaskan pentingnya prinsip menggembirakan dalam pembelajaran. Aktivitas belajar harus menyenangkan, kontekstual, dan relevan dengan kehidupan nyata. Ia juga menyoroti pentingnya penerapan RPP yang menanamkan nilai-nilai spiritual, sosial, dan kemanusiaan di setiap kegiatan belajar.
Workshop ditutup dengan refleksi bersama dan penyusunan rencana tindak lanjut penerapan KBC di lingkungan madrasah, sebagai wujud komitmen dalam membangun pembelajaran yang bermakna dan berlandaskan cinta. (Rhn/don)



Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!