Kisah Mita dari BTI Tahap II di Unpad, Braga, dan Bandung After Rain

Bandung (MTsN4KP) – Siswa MTsN 4 Kulon Progo, Mita Kartikasari berbagi cerita keseruannya mengikuti program Bina Talenta Indonesia Tahap II, di Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung, Ahad (7/12/2025) hingga Sabtu (13/12/2025). Bersama 110 pelajar dari berbagai daerah di nusantara, Mita mengikuti seluruh program belajar dengan berbagai materi dan berkunjung ke beberapa tempat. Perjalanan belajar Mita kali ini menjadi pengalaman yang penuh makna dan sulit dilupakan.
Kegiatan dimulai dengan materi coding dasar. Di mana siswa diperkenalkan pada konsep-konsep penting. Seperti operasi hitung sederhana, penghitungan kata, pengulangan kode, perhitungan luas lingkaran, hingga penggunaan list dalam pemrograman.
“Awalnya, suasana terasa asing ketika bertemu dengan teman-teman dari berbagai sekolah, baik negeri maupun swasta. Namun setelah berkenalan, hubungan menjadi akrab. Saling bertukar cerita tentang pengalaman sekolah masing-masing membuat suasana semakin hangat dan penuh persahabatan,” tutur Mita.

Selain mendapatkan materi ia juga memperoleh kesempatan berkunjung ke Agate. Sebuah perusahaan pengembang game ternama. Di sana ia mendapat wawasan tentang industri kreatif digital dan bagaimana sebuah game dikembangkan. Dari ide hingga menjadi produk yang dimainkan banyak orang.
Perjalanan berlanjut ke Summarecon. Kawasan perumahan elit yang memperlihatkan tata kota modern. Tidak ketinggalan, kunjungan ke Jalan Braga dan Jalan Asia Afrika menghadirkan nuansa sejarah dan budaya Bandung. Braga yang terkenal dengan bangunan kolonialnya menjadi daya tarik tersendiri.

Terlebihnya ketika Mita dan teman temanya berkesempatan naik ke jembatan di atas Braga dan masuk ke sebuah bangunan kecil di atasnya. Mita juga sempat berfoto di Jalan Braga tepat di bagian yang terdapat tulisan: Dan Bandung bagiku bukan Cuma masalah geografis. Lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku Ketika sunyi. Mita berfoto sambil membawa sebuah novel berjudul Berandal Bandung. Ia menjadi satu-satunya siswa yang membawa novel.
“Aneh banget, temen-temenku tadi liat aku bawa novel malah pada kaget gitu loh. Entah kenapa, padahal kan cuma novel biasa. Mungkin karena aku satu-satunya yang bawa buku. Jadi mereka heran sendiri,” imbuh Mita.
Pengalaman unik ini menjadi salah satu momen yang paling berkesan menurutnya. Perjalanan ditutup dengan kunjungan ke Pasar Cibaduyut, pusat oleh-oleh khas Bandung. “Suasana yang paling berkesan dan sangat susah untuk dilupakan itu, saat setelah selesai pembelajaran. Kami pulang dengan naik bus, bernyanyi karaoke bersama sambil menikmati suasana hujan di Bandung. Really Bandung After Rain,” kata Mita. (agn/abi).
#KementerianSemuaAgama
#MakinDigitalMenjangkauUmst



Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!