Cegah Anemia dan Stunting, MAN 1 Kulon Progo Gelar Pelatihan Bidan Remaja

Kulon Progo (MAN1KP) – Guna mencegah dan mengantisipasi generasi yang mengalami Stunting, MAN 1 Kulon Progo bekerja sama dengan Puskesmas Pengasih 1 Kulon Progo mengadakan Pelatihan Bidan Remaja. Kegiatan yang digelar pada Kamis (29/9/2022) di Ruang AVA madrasah tersebut diikuti oleh 40 siswi. Tenaga Kesehatan yang menjadi nara sumber dalam pelatihan yakni Bunzanah, S.Tr.Keb. dan Susiana Indri Utami, AMd.Gz. dari Puskesmas Pengasih I Kulon Progo.

Kegiatan secara resmi dibuka oleh Kepala Madrasah, H. Edi Triyanto, S.Ag., S.Pd., M.Pd. Ikut hadir dalam pembukaan, Waka Humas, H. Akhmad Khudlori, S.Ag., M.Pd.I. dan Pembina PMR, Zaini Mualif, S.Pd. mewakili Waka Kesiswaan.

Kepala MAN 1 Kulon Progo dalam sambutan pembukaan menyatakan bahwa tujuan digelarnya kegiatan pelatihan tersebut adalah agar para siswa MAN 1 Kulon Progo, terlebih para siswi memahami kesehatan dirinya dan memahami tanggungjawab menjaga kesehatan generasi berikutnya.
“Kalian pada saatnya kelak akan menjadi seorang ibu, yang bertanggungjawab terhadap kesehatan putra putrinya. Maka sejak masih di madrasah, masih usia remaja, kesehatan harus dijaga. Agar keturunan dan generasi yang akan datang juga sehat, terbebas dari stunting,” pesan Edi
Selanjutnya Zaini Mualif dalam laporannya menyatakan bahwa sekitar 65-75 persen peserta didik MAN 1 Kulon Progo adalah wanita. Kadang para siswi mengurangi makan, sehingga akibatnya kadang menderita kekurangan gizi atau anemia. Jika hal tersebut terjadi pada ibu hamil, maka tidak mustahil akan berakibat melahirkan bayi yang mengalami stunting.

Pada kesempatan berikutnya Bunzanah menyampaikan secara detail mengenai terjadinya kasus stunting, yang kebanyakan disebabkan karena minimnya pemahaman kaum wanita terhadap anemia, terutama kalangan remaja. Hal tersebut terbukti ketika para siswi ditanya apa itu anemia dan stunting, banyak yang belum tahu.
“Anemia adalah kekurangan gizi. Sedangkan stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan kekurangan gizi kronis, sehingga seorang anak terlalu pendek, dibanding usianya. Dan hal tersebut terlihat pada usia sekitar 2 tahun,” jelas Indri. (khd/dpj)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *