Bolehkah Perempuan Menjadi Pemimpin dalam Islam?
Islam menilai bahwa perempuan dan laki-laki adalah dua pondasi masyarakat tempat mereka mempunyai peran yang sama dalam penciptaan, pembentukan, pengaturan, dan pemanfaatan masyarakat. Islam juga telah memberikan berbagai hak, kehormatan, dan kewajiban kepada perempuan sesuai dengan harkat dan martabat mereka sebagai makhluk yang bertanggungjawab di hadapan Allah, baik terhadap diri, keluarga, masyarakat, maupun negara. Jika Allah saja telah memberikan hak dan tanggungjawab kepada perempuan yaitu menjadi “manusia” sebagai hamba Allah tidak ada alasan bagi kaum laki-laki untuk merasa superior terhadap gender perempuan. laki-laki dan perempuan adalah sama-sama makhluk Allah yang besok di akhirat akan dimintai pertanggungjawaban selama masa hidupnya.
Sebelum hadirnya Islam pun, perempuan sudah dapat menjadi pemimpin. Dalam Al-Qur’an Surah An-Naml ayat: 23 dijelaskan tentang kepemimpinan Ratu Balqis yang memimpin kerajaan Saba’ (Yaman) pada masa Nabi Sulaiman AS yang merupakan salah satu contoh bahwa Islam tidak melarang perempuan untuk mengambil peran menjadi seorang pemimpin dalam sebuah komunitas publik.
Ratu Balqis menjadi bukti bahwa Al-Qur’an Surah An-Naml: 29-33 menceritakan role model pemimpin perempuan yang memiliki jiwa kepemimpinan yang demokratis, arif, bijaksana dan memiliki kemampuan intelektual dalam mempertimbangkan kebijakan negara yang didasarkan atas kemaslahatan rakyatnya. Sesuai dengan prinsip yang selalu digaungkan dalam Islam, yaitu “tasharruf al-imam ‘ala ar-ra’iyyah manuthun bi al-maslahah” (kebijakan pemimpin harus didasarkan atas kemaslahatan rakyat).
Jadi, Bolehkah Perempuan Menjadi Pemimpin dalam Islam?
Assalamualaikum
Saya izin bertanya
Jika ada Calon pemimpin yang pertama perempuan Islam dengan wakilnya adalah laki2 Islam juga , tapi bisa dikatakan mereka dzolim, calon pemimpin kedua adalah laki2 berpasangan dengan wanita yang non islam,,,
Siapakah yang harus dipilih, karena sebentar lagi ada pemilihan kepala daerah dengan calon2 seperti diatas, terimakasih
ARTIKEL DIATAS TIDAK PANTAS KARENA JIKA DICONTOH RATU BILQIS DIA DULUNYA BUKAN ISLAM. Setelah ktmu sama nabi sulaiman baru masuk islam. Dan lg jaman nabi sulaiman islam belum sempurna masih jauh sebelum dtg nabi Muhammad SAW. Jadinya artikel diatas mending dihapus aja karena tidak benar sebagai refrensi.
Setuju bu
Alquran melarang wanita menjadi pemimpin
Menurut saya Islam hanya boleh dipimpin oleh seorang lelaki karena sifat dasar laki2 selalu menggunakan akal ketika mengambil keputusan sedangkan wanita lebih cenderung menggunakan perasaan
Cek https://karismagazeborakyat.com
Sangat menarik! Bagaimana pandangan Islam tentang perempuan sebagai pemimpin? Apa argumen yang dibahas dalam artikel ini? regard Tel U
Apa rahasia dibalik dilarangnya seorang perempuan menjadi seorang pemimpin? Rahasia di balik dilarangnya seorang perempuan menjadi pemimpin adalah karena seorang perempuan adalah sosok yang lemah dan mempunyai beberapa kekurangan. Rasulullah telah mengisyaratkan bahwa perempuan mempunyai beberapa kekurangan yaitu kekurangan dalam aspek akal serta agama
Kurang aspek akal dan agama? Sepertinya argumen ini terlalu men-generalisir. Dalam aspek akal; Marie Curie itu siapa? Salah satu ilmuwan kimia fisis paling terkenal masa itu. Argumen selanjutnya : “Kurang dalam aspek agama”, lalu, Khadijah binti Khuwailid itu kurang dalam aspek agama?
Memang ada perempuan yang kurang aspek akal dan agama, tapi ada juga yang aspek akal dan agamanya berkualitas tinggi. Tidak bisa digeneralisir seperti itu.
Larangan Islam menjadikan wanita sebagai pemimpin dalam aspek PENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM KEMASLAHATAN.
2 hujjah yang ente berikan di atas tidak mengena dengan alur topik hadist.
Ana tanya balik , apakah 2 personal yang ente sebutkan merupakan pemimpin ummat ??
Ngomong soal zaman modern Indonesia baru pertama kali pilih pemimpin wanita yaitu mega wati. Coba lihat kemajuan apa yang di dapat Indonesia saat di pimpin megawati, aset negara yang berharga pada terjual, saat turun jabatan partainya masih berjaya sampai detik ini, walaupun sekarang yang menjadi pemimpin laki laki di balik kepemimpinan itu masih ada megawati yang pegang kendali, apakah Indonesia masih baik baik saja? Hutang meroket koruptor merajalela karena kebal hukum. Umat di pecah belah yang dulunya kata megawati tidak butuh suara orang islam tp nyatanya milih ma’ruf amin sebagai wakil presiden untuk di manfaat suara umat yang pro dengan ma’ruf amin, yang ndak mau disiapkan pakai duit dan jabatan disingkirkan di diskriminasi apakah kalian masih ndak nyadar!..
Terima kasih saudaraku telah menjelaskan sedikit si pencetus banteng merah
Hahahahaa lucuuu.. megawati jd pemimpin ya karena dia kudeta gusdur.. makanya pelajari politik. Kenapa kok bs dia jd pemimpin ya karena kelicikannya lah 🤣🤣 tapi secara umum memang perempuan dalam islam tidak boleh… kalo artikel diatas ngasi contoh ratu balqis kan dia awalnya bukan islam. Kalo dia dari awal islam ya gak mungkin lah jd pemimpin dan lagi dia jg islam sebelim dtg nabi Muhammad masih jaman nabi sulaiman jauuh itu sebelum nabi Muhammad
Lalu kalau memang dalam islam tidak membolehkan perempuan sebagai seorang pemimpin, (pemimpin dalam konteks feminisme liberal yang mengacu pada konteks politik atau kenegaraan) bukan sebagai imam sholat untuk laki-laki akan tetapi untuk menjadi pemimpin bangsa/negara.. lalu dimana letak keadilan bagi perempuan dalam islam? Apakah memang perempuan diciptakan lebih rendah derajatnya ketimbang laki-laki?
Adil bukan berarti sama, contoh laki2 wajib memberi nafakah, tp perempuan tidak, apa mau bilang ndak adil
Bang BIM betul sekali, barusan saya kroscek tafsir Surat An Naml 23 di Tafsir Al Qurthubi itu sesuai apa yang dituliskan Bang BIM
Jika memang wanita boleh jadi pemimpin dalam islam, mengapa tidak sekalian saja wanita memimpin jadi imam sholat bagi laki-laki.
Orang zaman dahulu, yahudi, kristen, Islam pada zaman itu nikah sama anak perempuan usia 8, 10, 14 tahun banyak, org kafir jadikan manuver buat menyerang muslim, zaman berubah hingga pernikahan usia dini diatas pada zaman itu sudah tidak relevan kagi dizaman sekarang, tapi si kafir ngotot jadikan Rasulullah SAW pelaku utama dan dijadikan bahan berita yang terus digoreng sama kafir. Oadahal oada zaman itu pendeta, rabi yahudi, dan saudagar, lelaki kaya juga banyak yang menikah dengan anak dibawah umur
Setuju sama abang BIM!
Zaman Nabi Sulaiman a.s ke zaman Rasulullah SAW itu jauh banget loh, dan bukankah Kehadiran Rasulullah SAW itu sebagai penyempurna dari ajaran2 sebelumnya? Lantas kenapa masih menggunakan zaman sebelum Rasulullah SAW ada sebagai dalil???
Dan Kalau Rasulullah SAW membolehkan perempuan jadi pemimpin, lantas kenapa ada hadits ini ya
“Tatkala ada berita sampai kepada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bahwa bangsa Persia mengangkat putri Kisro (gelar raja Persia dahulu) menjadi raja, beliau shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda, ” Suatu kaum itu tidak akan bahagia apabila mereka menyerahkan kepemimpinan mereka kepada wanita”. ” (HR. Bukhari)
Ditambah saya juga belum pernah nemu dalil ttg Rasulullah SAW mengangkat perempuan menjadi seorang pemimpin, padahal wanita2 dizaman tersebut juga sudah banyak yg tangguh dan cerdas, misalnya ibunda Siti Aisyah dan Ibunda Siti Fatimah atau Amrah binti Abdurrahaman
Para Sahabat pun ketika Rasulullah Saw meninggal dan mencari Khalifah nya, tidak ada satupun wanita yg dijadikan kandidat nya, padahal para sahabat itu yang membersamai Rasulullah SAW jadi lebih paham maksud Rasulullah SAW dibandingkan kita pada zaman ini.
Terakhir, untuk memahami suatu dalil apalagi menjadikannya sebagai landasan hukum gak bisa sembarangan apalagi dgn teori cocoklogi seperti itu. Aduhhh bisa ambyar.
Di Islam kan ada tuh istilah Ijtihad dan Mujtahid. Ijtihad tindakannya, Mujtahid pelaku nya. Untuk berijtihad ada ilmunya, dan untuk menjadi Mujtahid ada syaratnya.
Beropini boleh saja, tapi jika menggunakan dalil apalagi hasilnya berbeda dgn apa yang sudah diyakini oleh umat (perempuan tidak boleh menjadi pemimpin negeri), ya jangan asal-asalan, apalagi kalau pelaku nya orang awam (bukan Mujtahid), itu bisa menyesatkan.
Wallahu a’lam bishowab
Sangat setuju… Jikalau boleh wanita jadi pemimpin dalam islam, mengapa tidak sekalian saja wanita memimpin menjadi imam sholat bagi laki-laki, menjadi imam dalam rumah tangganya. Dan sekalian juga wanita yang mengucapkan ijab kabul dan memberi mas kawin untuk suami. Ubah juga, surga suami dibawah telapak kaki istrinya. Surga istri berada pada ibunya. Sungguh dunia di buat terbalik…
Betul pernyataan anda, barusan saya kroscek di tafsir Al Qurthubi.
Mbaknya kalau nulis jangan ambil mentah-mentah, apalagi hanya mengandalkan terjemahan. Qur’an itu luas mbak ya. Kalau ingin mengetahui SEKLUMIT isi Al Qur’an yg benar, silahkan buka kitab-kitab tafsir yang memang kompeten di bidangnya. Lha kita siapa?? Kok berani-beraninya menyimpulkan makna kandungan Al Qur’an. hehe
Yuks.. semangat belajar..
Zaman hari ini saya mengamati perempuan sudah berlomba lomba dalam melampaui kaum laki-laki untuk menjadi pemimpin, luar biasa dinia