Penyuluh  KUA Sentolo Ajak Jamaah Masjid Jadi Relawan

Kulon Progo ( KUA Sentolo) – Penyuluh Agama Islam KUA Sentolo, Rohman, S.Ag., ajak remaja masjid menjadi relawan masjid. Hal tersebut disampaikan dalam kajian rutin pada Kamis (18/1/2024) yang berlangsung di Masjid Mujahidin dan diikuti oleh 50 peserta.

Mengawali paparannya, Rohman mendefinisikan pengertian relawan. Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disebutkan bahwa “relawan adalah individu yang mengambil peran atau melakukan kegiatan tertentu atas motif suka dan rela. Jadi dengan kata lain, relawan adalah orang yang melakukan sebuah kegiatan yang biasanya bersifat sosial dengan suka rela atau tanpa diberikan upah”. Istilah relawan masjid berarti orang yang dengan sukarela tanpa imbalan mau berperan aktif dalam mengelola dan mengembangkan masjid. Dalam pengertian ini maka peran relawan masjid sangat penting dalam memakmurkan masjid terutama untuk mencetak generasi muda yang Islami.

Rohman mengatakan bahwa dakwah atau pendidikan pemuda dengan masjid sebagai pusatnya, harus menjadi trend setter bagi generasi muda. Pemuda senantiasa menempatkan masjid sebagai basis kegiatan sosial dan keagamaan. Dengan demikian diharapkan mampu menangkal berbagai pengaruh negatif di masyarakat yang terus masuk seiring dengan perkembangan teknologi.

Lebih lanjut, Rohman berharap remaja masjid sebagai calon penerus dakwah dimasyarakat dapat berperan sebagai relawan masjid. Terbentuknya relawan masjid akan semakin menjadikan masjid semakin makmur dan nyaman untuk beribadah kepada Allah SWT. serta dapat menjadi pusat kegiatan belajar ilmu agama dan kegiatan masyarakat lainya.

Dalam kesempatan yang sama Rohman juga mengajarkan cara ngrukti jenazah.
Bagian pertama persiapan dan pemandian. Ketika baru meninggal pejamkan matanya, ikat dagu nya agar tidak terbuka, doakan kebaikan untuknya, tutupi dengan kain bersegera menguburkannya.

Rohman menjelaskan bahwa hukum memandikan mayit adalah fardhu kifayah. Orang yang memandikan mayit hendaknya yang faham fikih nya, terutama dari kerabat mayit. Mayit lelaki dimandikan oleh lelaki, wanita dimandikan oleh wanita. Sedangkan anak kurang dari tujuh tahun boleh dimandikan lelaki atau wanita. Jika tak memungkinkan dimandikan, maka ditayamumkan. Persiapan memandikan, tutup tempat mandi dari orang banyak, lemaskan persendian mayit, lepaskan pakaiannya.

Adapun tata cara memandikan antara lain: niat dan membaca basmallah, mengangkat kepalanya hingga dekat posisi duduk, tekan perutnya dengan lembut, lapisi tangan dengan kain dan istinjakan (perbanyak aliran airnya), bersihkan mulut dan gigi serta kedua lubang hidungnya dengan kain basah, lalu wudhukan mayit. Cuci seluruh badan mayit dengan daun bidara, siramkan air, gunakan air kapur barus dan bidara pada siraman terakhir. Sisir rambutnya, di sunnahkan mandi setelah memandikan mayit, di sunnahkan wudhu jika memikul jenazah. (cho/dpj)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *