Siswa MTsN 4 Kulon Progo Ikuti Sekolah Cagar Budaya Daring

Kulon Progo (MTsN4KP) – Dalam rangka kerja sama antara MTsN 4 Kulon Progo dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta (BPCB DIY), digelar Sekolah Cagar Budaya Daring (28/9/2020).

Diselenggarakan melalui aplikasi zoom meeting, acara tersebut diikuti oleh sekitar 40 siswa MTsN 4 Kulon Progo yang merupakan perwakilan dari sebelas kelas paralel. Bertindak selaku narasumber, Yoses Tanzaq,S.S., Pamong Budaya Pertama BPCB DIY serta moderator Ferry Ardiyanto. Selain itu, kegiatan ini juga dimonitor langsung oleh Kepala Madrasah, Drs Sukarlan serta empat guru pendamping lainnya.

Bila sebelumnya MTsN 4 Kulon Progo mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung di museum, kali ini terpaksa ditunda sebab masih dalam suasana pandemi. Namun hal itu tidak menyurutkan kemauan siswa untuk belajar mengenai berbagai hal tentang cagar budaya seperti halnya BPCP DIY tetap berdedikasi untuk mengedukasi masyarakat meskipun dengan media daring.

Yoses Tanzaq, dalam kuliahnya menyampaikan mengenai ruang lingkup cagar budaya itu sendiri. “Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia,” jelasnya.

Ia pun juga menjelaskan perbedaannya dengan situs dan kawasan cagar budaya.
“Kami, di BPCB DIY melakukan upaya-upaya guna mencegah dan menanggulangi dari kerusakan, kehancuran, atau kemusnahan cagar budaya itu sendiri. Caranya adalah dengan penyelamatan, pengamanan, zonasi, pemeliharaan, dan pemugaran Cagar Budaya,” imbuhnya.

Berbagai pendalaman materi mengenai pelestarian cagar budaya tersebut menarik antusias para siswa untuk dapat mengajukan pertanyaan melalui live chat. Semangat tersebut semakin menular sebab tak hanya MTsN 4 Kulon Progo yang mengikuti kegiatan ini. Mereka juga belajar bersama siswa-siswi dari SMP Kalasan dan SMP Bantul.

Pendayagunaan Cagar Budaya untuk kepentingan sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat dengan tetap mempertahankan kelestariannya. Pemanfaatan untuk kepentingan sosial, pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan, agama, kebudayaan, dan/atau pariwisata.  Melalui acara semacam ini, diharapkan para siswa madrasah memiliki khasanah pemahaman dalam pelestarian berbagai bentuk macam cagar budaya, khususnya yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Apalagi akan ada besar kemungkinan, bahwa cagar budaya yang ada tersebut selama ini sama sekali terabaikan. (siw/abi).

Tetap sehat dan semangat

#LawanCovid-19

3 replies
  1. WidaYati
    WidaYati says:

    Nguri-uri Budaya aluhung.
    Gemi-nastiti, geten-titen, sarwo-sarwi wasis-wasiso, usaho lan makarya, kanggo Nusa lan bongso Kita.

    Balas

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *