Talitha PMR MAN 2 Kulon Progo: Ini Pesan Penting Dua Dokter dalam Talkshow

Kulon Progo (MAN 2 KP) – Merasa beruntung dan bahagia diikutkan dalam talkshow bertema “Sehat Mental dengan Aktivitas Fisik dan Makanan Sehat” yang diselenggarakan Panitia Hari Kesehatan Nasional Kabupaten Kulon Progo, Talitha catat hal-hal penting. Aktivis Palang Merah Remaja (PMR) MAN 2 Kulon Progo ini menyimak dengan serius seluruh materi yang disampaikan kedua narasumber yakni Dr. Ida Rochmawati, M.Sc., Sp.K (J) dan Dr. Mirza Harsari Sakti Titis Penggalih, S.Gz., MPH., Dietisien., di RM Omah Beji Wates Kulon Progo.

Dr. Ida Rochmawati, yang menyampaikan materi terkait “Strategi Menjaga Kesehatan Mental bagi Remaja” berpesan bahwa gangguan mental dan masalah mental adalah dua hal yang berbeda. “Gangguan mental ditandai oleh pola berulang yang menyebabkan disfungsi otak, stress, dan mengganggu kualitas hidup. Sedangkan  masalah mental adalah reaksi normal seseorang ketika menghadapi atau mengalami sesuatu hal yang menurutnya itu menyedihkan atau marah bahkan menyenangkan,” jelas dr. Ida.

“Kita tidak bisa menyimpulkan alasan terjadinya masalah mental karena satu hal saja. Ada banyak sekali alasan yang dapat memicu terjadinya masalah mental dan setiap orang yang berbeda-beda. Untuk itu sebaiknya kita memiliki mental yang sehat dengan menerapkan konsep kursi. Kursi memiliki makna tiap kakinya adalah fisik atau biologi (pola hidup), psikologi (cara kita manajemen stress), sosial (interaksi kita dengan sekitar) dan spiritual (kita harus mengerti dan mengakui diri kita ketika merasakan suatu emosi),” tegas Ida.

Tak jauh beda dengan dr. Ida, dr. Mirza yang pada kesempatan itu menyampaikan materi terkait “Aktivitas Fisik dan Makanan Sehat untuk Remaja”, mengatakan bahwa di usia remaja yaitu 10-19 tahun adalah usia yang tepat bagi kita untuk menginvestasi apapun demi masa depan kita. “Akan lebih baik jika kita menggunakan usia ini untuk mengontrol pola hidup kita karena pola hidup itu berpengaruh bagi kesehatan mental kita.”

Dokter Mirza juga menegaskan bahwa latar belakang masalah seseorang tidak memiliki pengaruh untuk masa depan orang tersebut karena masa depan seseorang salah tanggung jawab pribadi masing masing. “Dengan demikian kita memiliki kewajiban untuk menjaga  kesehatan mental kita melalui pola hidup yang sehat!,” ajaknya.

Ia memberikan saran agar guru olahraga di sekolah dapat menggunakan aplikasi kebugaran (mengukur kemampuan lari atau berapa banyak kita bergerak) sebagai media untuk penilaian tiap tiap anak. Hal tersebut dapat memberikan berbagai bahan yang signifikan bagi seluruh anak yang ada di Indonesia.

Di akhir acara, keduanya juga memberikan closing statement. “Sehat itu pilihan dan bahagia itu Keputusan,” kata dr. Ida. “Lima sampai sepuluh tahun kedepan, kalian akan menjadi orang yang memiliki sigma level,” tutup dr. Mirza. Secara keseluruhan, kalimat ini mengajak untuk berpikir jangka panjang dan mendorong remaja untuk melihat masa depan mereka dengan potensi besar, mencapainya melalui usaha yang konsisten dan pengambilan keputusan yang bijaksana. Sigma level di sini merujuk pada seseorang yang tidak hanya sukses dalam karir, tetapi juga memiliki kualitas pribadi yang tinggi, kemampuan berpikir mandiri, dan integritas yang dihargai oleh orang lain. (taa/ast/dpj)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *