KUA Nanggulan dan DWP Kankemenag Kulon Progo Berbagi Takjil di Ponpes Tarbiyatul Mutaalim
Kulon Progo (KUA Nanggulan) – Penyuluh Agama Islam KUA Nanggulan, Nurhayati, S.Ag., bersama Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama Kulon Progo menggelar kegiatan berbagi takjil di Pondok Pesantren Tarbiyatul Mutaalim, Plugon Donomulyo, pada Rabu (12/03/2025) sore.
Acara ini dihadiri oleh Pimpinan Ponpes, perwakilan DWP Kankemenag Kulon Progo, pelaksana KUA, santri, serta masyarakat sekitar.
Dalam sambutannya, Pimpinan Pondok pesantren Tarbiyatul Mutaalim Kyai Muhamad Alim menyampaikan terima kasih kepada Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kankemenag Kulon Progo dan Penyuluh Agama Islam KUA Nanggulan yang telah hadir dan berbagi kebahagiaan bersama santri dan masyarakat. “Semoga kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat bagi banyak orang,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Kepala KUA Nanggulan, Jemino, S.H.I., juga mengapresiasi kegiatan sosial tersebut. “Saya mengucapkan terima kasih kepada para penyuluh dan pelaksanan yang telah hadir serta memberikan penyuluhan. Penyuluh agama merupakan tongkat estafet Kementerian Agama dalam menyampaikan visi dan misinya. Saya berharap penyuluh dapat terus aktif dalam kegiatan-kegiatan positif lainnya,” tutur Jemino.
Selain berbagi menu takjil, acara ini juga diisi dengan tausiyah oleh Hj Nurhayati, S.Ag.M.S.I, yang menyampaikan pentingnya menjaga lisan dalam kehidupan sehari-hari. “Lisan atau perkataan adalah alat komunikasi yang sangat kuat. Kata-kata bisa membangun, tetapi juga bisa menghancurkan. Islam mengajarkan kita untuk menjaga lisan agar tidak menyakiti perasaan orang lain, menyebarkan kebohongan, atau melakukan ghibah,” jelasnya.
Ia kemudian mengutip hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia berkata yang baik atau diam.” Nurhayati menekankan bahwa ucapan yang salah dapat menimbulkan fitnah, yang dampaknya lebih berbahaya, sebagaimana ungkapan “fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.”
Acara ditutup dengan buka puasa bersama dan salat Magrib berjamaah. Melalui kegiatan ini, diharapkan semangat berbagi, kebersamaan, dan kesadaran akan pentingnya menjaga lisan dapat terus ditanamkan di tengah masyarakat, khususnya di bulan suci Ramadhan. (col/dpj)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!