Tingkatkan Kompetensi Literasi, Guru MTsN 6 Kulon Progo Ikuti Workshop Cerita Anak
Kulon Progo (MTsN 6 KP) – Dalam upaya meningkatkan kompetensi literasi, Guru Seni Budaya MTsN 6 Kulon Progo, Drs. Sutanto mengikuti Workshop Menulis Cerita Anak secara daring. Workshop diselanggarakan oleh Komunitas Yuk Menulis (KYM) Klaten dengan Nara sumber Vitriya Mardiyati, selama sebulan dimulai Sabtu (18/4/2020).
Peserta yang mengikuti workshop ada 106 dengan berbagai latar belakang profesi dan pendidikan. Tempat tinggalnya juga beragam mulai dari Aceh, Medan, Riau, Belitung, Padang, Batam, Dharmasraya, Payakumbuh, Sawahlunto, DKI Jakarta, Ciamis, Ciputat, Majalengka, Banten, Banyumas, Jombang, Solo, Sleman, Kebumen, Bantul, Klaten, Magelang, Bojonenegoro, Banjarnegara, Kulon Progo, Batang, Pangkalan Bun, dan Nunukan.
Sutanto mengatakan, keikutsertaannya di forum ini diawali dengan keterlibatannya dalam pembuatan buku yang berjudul Serupa Kata Serupa Kita dan Menjadi Api Menjadi Arti, kolaborasi dengan Gisneo Pratala (Dirut BUMN termuda di Indonesia) yang diselenggarakan oleh KYM. “Dari situlah ada tawaran ikut workshop menulis cerita anak. Karena saya penasaran bagaimana teknik menulis cerita, khususnya cerita anak, saya bergabung di dalamnya,” terang Sutanto.
Senada dengannya, guru SMPN 40 Batam, Widihastuti mengikuti kegiatan ini untuk mendapatkan ilmu teknik menyusun Cerita anak, sehingga dapat menyusun cerita anak dan diterbitkan dalam bentuk buku yg ber-ISBN.
Sedangkan Pegawai Dinas Lingkungan Hidup, Nunukan, Kaltara Joned ingin mengembangkan diri dan potensinya di bidang literasi. “Dengan tergabung di komunitas seperti ini akan mendapat energi positifnya. Dan tentunya bisa menghasilkan karya yang bisa jadi oleh-oleh buat anak-anak saya,” ungkapnya.
Menurut founder KYM, Vitriya Mardiyati cerita anak yang baik adalah yang menarik, unik, dan mengandung hikmah. Trik untuk menulis cerita anak bisa dari kehidupan siswa, disakiti orang, menampung semua curhatan. Setelah itu dipilah, yang baik diambil hikmahnya yang tidak baik diasah menjadi baik agar menjadi cerita. Agar menarik dan unik maka seorang penulis harus peka terhadap sekitar. Ibunda dari Ayra ini menjelaskan, ada beberapa hal yang tidak boleh ada dalam cerita anak, diantaranya : ujaran kebencian, adegan kekerasan, adegan dewasa, menghina SARA. “Jangan sampai membuat kisah yang mengada ada, yang tak bisa dipertanggungjawabkan. Dan jangan membuat cerita fantasi,” tegasnya.
Istri dari Irfanudin Wahyudi menambahkan, menulis cerita anak sebenarnya sangat sederhana, siapapun bisa asalkan ada kemauan. Apalagi cerita anak jarang ditekuni, berbeda dengan penulis cerita remaja, ini menjadi peluang. Apalagi setiap minggu banyak media yang memberi ruang untuk cerita anak, namun yang mengisi tidak banyak. “Terlebih buku bacaan anak menduduki posisi tertinggi penjualan buku di dunia, sungguh ini kesempatan emas yang bagus dimanfaatkan,” imbuhnya.
Meski daring namun workshop berlangsung cukup seru, sebab komunikasi terjadi dua arah sebagai indikasi tingginya minat peserta untuk dapat menulis cerita anak. Selain melalui WhatsApp sebagai media penyampaian materi dan diskusi, dimanfaatkan pula facebook untuk berlatih tahap demi tahap, mulai dari membuat ide cerita yang keren, membuat judul cerita yang menarik dan beberapa latihan lainnya.(tan/abi)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!