Apresiasi DKP, MTsN 4 Kulon Progo Sumbangkan 1250 Benih Lele

Kulon Progo (MTsN4KP) – Bangga terhadap inisiatif pengurus Dewan Kerja Penggalang (DKP) Gugus Depan (Gudep) MTsN 4 Kulon Progo yang menggagas Budidaya Ikan dalam Ember (BUDIKDAMBER), madrasah akhirnya memberikan sumbangan bagi DKP berupa 1250 benih lele. Benih lele tersebut disumbangkan madrasah untuk dipelihara oleh 23 pengurus DKP. BUDIKDAMBER yang dicetuskan pekan lalu tersebut merupakan respon pengurus DKP terhadap menurunnya ketahanan pangan masyarakat di masa pandemi Covid-19.

Penyerahan benih lele secara simbolis dilaksanakan dalam apel darurat yang dilaksanakan Selasa pagi (19/5) di halaman MTsN 4 Kulon Progo, tentunya dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang disarankan WHO. Hadir dalam penyerahan tersebut, 23 pengurus DKP yang berseragam lengkap dan tentu tak ketinggalan untuk menggunakan masker.

Bertindak sebagai  pembina apel, Kepala Madrasah, Drs. Sukarlan yang menyatakan apresiasi terhadap inisiatif DKP. “Di dalam pramuka, kita bisa melakukan banyak hal bermanfaat. Kalau orang Jawa mengatakan, senajan ora bisa apa-apa, nanging ing pramuka awake dhewe bisa ngapa-ngapa. Artinya meskipun tidak punya keahlian apa-apa, namun dalam pramuka kita bisa melakukan suatu hal yang bermanfaat,” ungkap Kamad Sukarlan.

Di bawah binaan Lukman Khakim, S.Pd. anggota DKP menjadi pribadi mandiri dan penuh inisiatif. Kepala Madrasah pun tak lupa berpesan kepada DKP untuk senantiasa cinta lingkungan, cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. “Seperti yang termaktub dalam doa Nabi Ibrahim, semoga kalian semua menjadi anak yang senantiasa menjaga iman dan takwa kepada Allah SWT. Disayangi sesama manusia, dan mendapatkan rezeki,” pinta Sukarlan di akhir amanatnya.

Secara simbolis, Kepala Madrasah menyerahkan benih lele kepada Ketua DKP, Devandra Nur Salandri, dan nantinya benih-benih tersebut akan dibudidayakan oleh anggota DKP, di rumah masing-masing. Hilda Anda Risma, Wakil Ketua DKP mengungkapkan rasa gembiranya ketika menerima benih lele dari madrasah, yang akan langsung ia semai di ember yang telah disiapkan semenjak dua hari lalu. Ia mengaku kalau program ini sangat bermanfaat. “Dapat dijual sehingga mendapat nilai ekonomi, melatih kemandirian, kalau panen lebih terasa nikmat karena dari hasil jerih payah diri sendiri, selebihnya bisa dibagikan kepada orang yang membutuhkan,” jelas Hilda.

“Dengan program ini saya mendapatkan ilmu pengetahuan baru tentang berternak dan berkebun sekaligus,” ungkap Kamila Haifa Tsarwat. Sementara Raditya Kurniawan mengungkapkan bahwa program tersebut tak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain. “Bisa menginspirasi warga sekitar,” katanya.

Sedangkan Anggita Linggar memiliki pendapat tersendiri mengenai BUDIKDAMBER tersebut. Selain menjamin tersedianya sumber protein hewani dan sayuran, BUDIKDAMBER juga dapat dilakukan meskipun tidak punya lahan. “Sangat hemat ruang sehingga cocok untuk lahan sempit. Harapan untuk program ini semoga dapat menciptakan masyarakat yang mandiri pangan,” tuturnya. (siw/abi)

6 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *