Pembentukan Jati Diri dan Makhluk Sosial Lewat Pembelajaran Penjas di Madrasah Ibtidaiyah

Pembelajaran penjas (pendidikan jasmani) di madrasah itu sangat penting (mutlak sangat dibutuhkan). Tujuan utama dari pembelajaran pendidikan jasmani yaitu untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, karena pendidikan jasmani kaitannya erat dengan gerak manusia. Gerak manusia sebagai aktivitas jasmani merupakan kebutuhan hidup, yaitu sebagai dasar manusia untuk belajar, baik belajar mengenal alam sekitar dalam usaha memperoleh berbagai pengalaman berupa pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta untuk belajar mengenal dirinya sendiri sebagai makhluk sosial dan makhluk individu dalam usaha penyesuaian.

Mata pelajaran penjas bisa dikatakan pelajaran yang paling diminati oleh siswa yang ada di madrasah. Mata pelajaran ini bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktifitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis.

Pada Madrasah kami (MI Muhammadiyah Kenteng), kami sebagai guru PJOK mempunyai tips dalam mengajar agar suasana pembelajaran tidak membosankan dan siswa tidak mudah lelah pada saat megikuti pembelajaran PJOK, yaitu dengan cara:
Penyampaian dan pelaksanaan materi tetap sesuai dengan RPP. Sebelum masuk ke materi inti, siswa melakukan pemanasan secara statis dan dinamis. Setelah itu dilanjutkan pemanasan dengan sebuah permainan. Permainan yang digunakan biasanya permainan sederhana/tradisional yang dimodifikasi. (contoh: permainan tradisional candak dodok yang dimodifikasi cara mematikannya dengan bola kecil yang ditembakkan ke kaki, permainan tradisional jala ikan dan lain-lain). Tujuan dari pemanasan dengan permainan adalah untuk menarik perhatian siswa. Bentuk pemanasan yang menarik sangat penting untuk diberikan supaya siswa melakukan pemanasan secara sungguh-sungguh. Ketika anak-anak melakukan pemanasan yang menarik, dapat diduga bahwa secara fisik dan mental anak akan siap untuk mengikuti pembelajaran. Kesiapan mereka ditandai dengan semangat mereka yang meningkat akibat kegiatan pemanasan. Pemanasan permainan juga mengandung tuntutan untuk bertindak dan berfikir analitis, dikaitkan dengan gerak siswa. Karena setiap anak yang terlibat dalam permainan seolah dikondisikan untuk secara tepat dan cermat mengolah rangsang lingkungan di dalam otaknya untuk memberikan respon yang tepat. Pada penyampaian dan pelaksanaan materi inti juga dibuat secara bervariasi karena untuk menjaga/menghindari kebosanan siswa. Misalkan variasi dalam pemberian contoh, penggunaan media dan sumber belajar, metode dalam interaksi dan kegiatan peserta didik, dan sebagainya. Dan pada saat kegiatan penutup : siswa melakukan kegiatan pendinginan (bisa dengan permaianan). Kegiatan refleksi, ulasan kegiatan, umpan balik (motivasi, dan lain sebagainya) dilakukan setelah melakukan gerakan pendinginan.

Secara realita, anak tidak merasakan mudah lelah apabila kegiatan yang diikuti/dilakukan terasa seru dan tidak membosankan, serta materi akan mudah tersampaikan. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, tidak lupa juga selalu memberikan koreksi kepada siswa baik secara individual maupun secara kelompok.

Mari ciptakan suasana pembelajaran semenarik mungkin, agar semangat siswa bertambah sehingga dapat tercapainya tujuan dari pembelajaran itu. Madrasah Hebat Bermartabat.

Tetap sehat dan semangat

#LawanCovid-19

Penulis: Aishaturohmah, S.Pd.

(Guru Pendidikan Jasmani MIM Kenteng)

2 replies
  1. Eko Aris Wijayanto,S.Pd.SD
    Eko Aris Wijayanto,S.Pd.SD says:

    memulai membudayakan permainan tradisional dalam pembelajaran PJOK..agar anak tidak terlalu tergantung pada gagdet

    Balas

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *