Guru MIMUHGA Bersama MT School Tumbuhkan Budaya Literasi
Kulon Progo (MIMUHGA) – MI Muhammadiyah Garongan (MIMUHGA) sebagai salah satu penerima manfaat program Moral Technology School (MT School) melaksanakan pengimbasan pelatihan dengan materi Program Khas Literasi dan Efektivitas Membaca. Pelatihan ini juga dilaksanakan serempak oleh 9 sekolah lainnya yaitu SDN Panjatan, SDN Gotakan, SDN Kanoman 2, SDN Tayuban, SDN Bojong Baru, SDN Kembang Malang, SDN Pleret Lor, SDN Kaligintung, SD Muh Kedundang. Total ada 10 sekolah/madrasah merupakan penerima manfaat pendampingan MT School tahun 2020-2021 dari Dinas Dikpora Kulon Progo bekerjasama dengan Kankemenag, BAZNAS sebagai donator, serta Dompet Dhuafa Pendidikan sebagai penjamin mutu program. Pengimbasan ini dilakukan secara daring (WA Group) dan luring pada Kamis (5/8/2021) bertempat di sekolah/madrasah masing-masing.
Kegiatan ini dimoderatori oleh Wahyu Widiyawati, S.Pd (WA Group). Kegiatan juga didampingi oleh Konsultan MT School yaitu Irfa Ramadhani M.B.A. dan Putri Ria Utami, S.KPm (daring). Pengimbasan pelatihan di MIMUHGA diisi oleh Siti Nurhayati, M.S.I (Kepala Madrasah) dan Galuh Ika Ningrum, S.Pd. (Guru Model).
Kepala MIMUHGA, Siti Nurhayati menyatakan sepakat akan mengondisikan kronik guru sebagai salah satu Program Khas Literasi Guru. “Sesuai arahan salah satu program MT School, termuat dalam pelatihan Program Khas Literasi, yaitu setiap guru diharapkan memiliki satu kebiasaan menulis buku khusus refleksi pembelajaran atau disebut juga buku kronik guru,” ungkap Siti.
Sementara itu Guru sekaligus pemateri MIMUHGA, Galuh Ika Ningrum menyampaikan materi pelatihan Program Khas Literasi sekolah/madrasah dilakukan dengan tujuan, peserta mampu memahami dan menyusun aktivitas pengembangan literasi sekolah/madrasah, utamanya peserta dapat mengimplementasikan program khas Sekolah/madrasah literasi Guru, siswa, dan masyarakat. “Literasi siswa yakni adanya Ceruk ilmu, Perpustakaan, Literasi karakter, dan Jurnalis cilik. Sedang untuk Literasi guru yaitu: Kronik guru, Ceruk ilmu, Pembiasaan menulis, Kelas menulis, Learning Community, dan Guru Trainer. Literasi masyarakat misalnya wajib kunjung perpustakaan saat menjemput siswa/anaknya, parenting, dan sharing ilmu dari buku yang sudah dibacanya,” terang Galuh.
“Adapun tujuan pelatihan sesi kedua yaitu Efektivitas Membaca, diharapkan guru mampu mengukur kemampuan efektivitas membaca siswa dan memahami teknik membaca efektif,” pungkasnya. (sit/abi).
Tetap sehat dan semangat
#LawanCovid-19
Sedang untuk Literasi guru yaitu: Kronik guru, Ceruk ilmu, Pembiasaan menulis, Kelas menulis, Learning Community, dan Guru Trainer.