Peringatan Maulid Nabi 1443 H, Santri MAN 2 Kulon Progo Siap Siaga Jiwa Raga

Kulon Progo (MAN2KP) – Peringatan Maulid Nabi dilaksanakan untuk lebih mengenalkan Nabi Mauhammad SAW kepada para generasi muda Islam. Terlebih makna terpentingnya adalah menjadikan beliau sebagai suritauladan yang terbaik agar selamat dunia dan akhirat. Begitu juga dengan peringatan Hari Santri Nasional dengan tema Siaga Jiwa Raga menumbuhkan sikap dan komitmen santri MAN 2 Kulon Progo untuk siap menyerahkan jiwa raganya demi persatuan dan kesatuan bangsa, bela negara, dan mewujudkan perdamaian dunia. Kepala MAN 2 Kulon Progo, Hartiningsih, M.Pd., menyampaikan hal tersebut saat kegiatan Peringatan Hari Besar Islam 1443 H (Hari Santri Nasional dan Maulid Nabi Muhammad SAW) yang dilaksanakan di Hall MAN 2 Kulon Progo Unit 2, Selasa (26/10/2021).

“Maulid Nabi mengenalkan sosok Nabi Muhammad SAW kepada generasi muda Islam. Hari Santri mengajarkan cinta tanah air, persatuan dan kesatuan, bela negara, serta perdamaian dunia,” ungkapnya.

”Bentuk siap jiwa raga di masa sekarang ini diwujudkan dengan peran nyata dalam bentuk karya positif sebagai konstribusi untuk kemajuan bangsa dan negara. Di masa pandemi ini bentuk kontribusi positif yang bisa dilakukan santri MANDAKU yakni dengan melaksanakan protokol kesehatan secara tertib meliputi memakai masker, mencuci tangan dengan air yang mengalir, menjaga jarak, dan membatasi kerumunan,” imbuh Aning.

Selaras dengan pernyataan Aning, Ustadz Jazari, S.Ag. sebagai penceramah pada acara tersebut pun mengatakan bahwa sebagai seorang santri, harus mengikuti apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW agar selamat dunia dan akhirat hingga masuk ke surga. “Menjadi seorang santri yang mengikuti Nabi Muhammad SAW, tentunya perlu berikhtiar kuat, salah satunya adalah menghafal Alquran, qonaah, dan istiqomah dalam menjaga agama Allah SWT,” ujarnya.

Penetapan Hari Santri merupakan bentuk dari penghormatan bangsa Indonesia atas kiprah para santri di masa kolonial saat menghadapi penjajah. Lahirnya Hari Santri bermula dari fatwa yang disampaikan pahlawan nasional K.H. Haysim Asy’ari. Pada 22 Oktober 1945 lalu, KH Hasyim Asy’ari memimpin perumusan fatwa ‘Resolusi Jihad’ di kalangan kiai pesantren. Fatwa tersebut berisi kewajiban berjihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan melawan pasukan kolonial yang masih ada di Indonesia. Keberhasilan santri dalam menghalau masuknya penjajah itu berkobar karena salah satu perkataan dari Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy’ari bahwa agama dan nasionalisme adalah dua kutub yang tidak bersebrangan. “Nasionalisme adalah bagian dari agama dan keduanya saling menguatkan,” tegasnya.

Acara tersebut diisi dengan pengajian, muqadaman, dan khataman. Kemudian diakhiri dengan pembagian hadiah kepada santri MANDAKU yang berprestasi. Dihadiri oleh seluruh siwa kelas X dan XI yang terjadwal PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas) dan guru, dengan tetap menegakkan protokol kesehatan agar tidak mejadi klaster baru penyebaran Covid-19. (pan/ast/abi).

Tetap sehat dan semangat

#LawanCovid-19

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *