Kankemenag Kulon Progo Tuan Rumah Diseminasi dan Evaluasi Transportasi Darat Ditjen PHU
Kulon Progo (Kankemenag) – Ditjen PHU Kemenag RI menggelar diseminasi dan evaluasi layanan transportasi darat di Arab Saudi. Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri (Dityan Haji LN) Kemenag RI menyelenggarakan kegiatan diseminasi dan evaluasi layanan transportasi darat di Arab Saudi tersebut di Pondok Makan Omah Beji, Wates, Kulon Progo, Kamis (13/10/2022) pagi.
Dalam sambutannya Kepala Kankemenag Kulon Progo, yang diwakili Kasubbag TU, H. Saeful Hadi, S.Ag. M.Pd.I, memberikan ucapan selamat datang kepada para peserta yang terdiri dari perwakilan calon Jemaah haji tahun 2023 dan Jemaah haji tahun 2022, Petugas haji dan staf PHU, serta rombongan dari Ditjen PHU Kemenag RI. “Terima kasih atas kepercayaan dari Ditjen PHU, khususnya Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri, yang menyelenggarakan kegiatan ini di Kankemenag Kulon Progo. Tentunya ini merupakan sebuah kehormatan bagi Kankemenag Kulon Progo. Harapannya semoga ada pencerahan mengenai kuota haji tahun depan dari pemerintah,” tuturnya.
Pada acara ini hadir juga Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, H. Subhan Chalid, Lc. MA. sebagai Narasumber pada materi pertama yang membahas tentang Kebijakan Pelayanan Transportasi Darat di Arab Saudi pada tahun 2022. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah menyiapkan tiga jenis layanan transportasi darat selama di Haramain.
Pertama, transportasi antar kota perhajian, yaitu: Jeddah, Makkah, dan Madinah. “Tahun ini, seluruh bus transportasi antar kota perhajian sudah ditingkatkan kualitasnya (upgrade),” jelasnya.
Menurut Subhan ada enam rute layanan ini, yaitu: dari Bandara Madinah ke pemondokan, Madinah ke Makkah, Jeddah ke Makkah, Makkah ke Jeddah, Makkah ke Madinah, serta dari pemondokan Madinah ke Bandara.
Kedua, transportasi shalawat. Transportasi ini disiapkan kali pertama pada tahun 2008, saat dilakukan pembongkaran hotel sekitar Masjidil Haram. Waktu itu, pemondokan jemaah Indonesia yang terdekat berjarak 2 km, sedang yang jauh sekitar 15 km. Sebab, gedung yang ada di dekat Masjidil Haram harganya sangat mahal. “Karena jauh, harus disediakan bus. Saat itu kami sewa 600 bus dari perusahaan Ummul Qurra, namun belum ada sistem kontrol,” ujar Subhan.
“Sistem layanan transportasi bus shalawat terus diperbaiki berdasarkan pengalaman tiap tahun. Sekarang sistem pengaturan bus shalawat sudah mapan,” tegasnya.
Ketiga, transportasi Masyair. Transportasi ini ada empat rute, yaitu: Makkah ke Arafah, Arafah ke Muzdalifah, Muzdalifah ke Mina, dan Mina ke Makkah. “Transportasi Masyair menjadi tanggung jawab Organda Saudi atau naqabah,” tandas Subhan.
Sesi pemaparan kemudian dilanjutkan oleh, H. Asep Subhana, Subdit Transportasi Darat, dengan dialog interaktif serta tanya jawab dari para peserta yang mayoritas adalah para Jemaah haji di Kabupaten Kulon Progo. (tin/abi).
Tetap sehat dan semangat
#LawanCovid-19
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!