Perkuat Kerukunan, Penyuluh Agama KUA Wates Lakukan Penguatan Moderasi Beragama
Kulon Progo (KUA Wates) – Kalurahan Giripeni yang dicanangkan sebagai Kampung Moderasi Beragama (KMB). Untuk itu diperlukan adanya upaya peningkatan kerukunan antar umat beragama di wilayah Giripeni. Hal ini disampaikan oleh Penyuluh Agama Islam Wates, Luazizah, S.H.I dan M. Dzakiyul Hikam, S.H., dalam kegiatan penguatan moderasi beragama untuk acara PKK Kalurahan Giripeni , yang dilaksanakan di Aula Kalurahan setempat pada Senin ( 18/09/2023 ). Hadir di kesempatan tersebut, Ketua PKK Kalurahan Giripeni Acha Iswanto AN sekaligus memandu acara kegiatan dan Bhabinkamtibmas setempat Sigit Wardoyo beserta seluruh jajaran pengurus dan anggota PKK Kalurahan Giripeni
Dalam kegiatan tersebut Luazizah memaparkan bahwa moderasi adalah cara pandang beragama dengan jalan tengah, yang memiliki prinsip keadilan, keseimbangan, sehingga dengan moderasi beragama, seseorang tidak ekstrem dan tidak berlebih-lebihan saat menjalankan ajaran agamanya. Sedangkan Orang yang mempraktekkannya disebut moderat. “Sebagai contoh sikap moderasi misalnya seseorang menyantap makanan atau mereguk minuman yang jelas-jelas haram menurut ajaran agamanya hanya karena alasan toleransi kepada umat agama lain. Atau merusak rumah ibadah karena tidak setuju paham keagamaannya, misal mengikuti ritual ibadah agama lain karena alasan tenggang rasa. Ini semua tidak bisa dibenarkan,” ucapnya.
“Bersikap moderat cukup dengan menghormati orang lain dan tidak mengganggu satu sama lain, Kesimpulannya bahwa kunci moderasi adalah tidak berlebih-lebihan dalam masalah beragama dan yang terpenting adalah kita sendiri harus yakin dan paham kepercayaannya tanpa menggadaikan keyakinan kita,” imbuhnya.
Lebih lanjut, bahwa Moderasi Beragama merupakan salah satu sarana untuk mewujudkan kemaslahatan kehidupan beragama, berbangsa yang harmonis, damai, dan toleran sehingga Indonesia maju,” ungkapnya.
Sementara itu M. Dzakiyyul Hikam juga menguraikan tentang empat indikator dalam moderasi beragama yaitu komitmen kebangsaan. Menurutnya dalam komitmen kebangsaan seseorang harus bisa menjaga dan mencintai NKRI. Selanjutnya dalam hal toleransi, kita harus saling menghargai baik sesama agama maupun dengan yang berbeda agama sebagai contoh kalau berbeda dalam pelaksanaan idhul fitri atau awal Ramadhan, dalam hal ini kita harus bisa menerapkan sikap toleransi supaya tidak terjadi perpecahan. Ketiga yaitu anti kekerasan.
Menurutnya tidak ada satu agamapun yang mengajarkan kekerasan, dan yang terakhir yaitu akomodatif terhadap budaya lokal, sebagai contoh tradisi yang sudah ada pada masyarakat tetap harus dijaga dan dilestarikan akan tetapi tetap dalam koridor agama kita. Lebih lanjut hikam mengajak kepada ibu-ibu PKK untuk saling menjaga lingkungan Giripeni dan sekitarnya supaya semua warga tetap aman, rukun dan damai. (lua/dpj)
Lanjutkan menjadi KMB