Empat Permata Hiasi Bani Adam, Penyuluh Agama KUA Wates dalam Majelis Dzikir  

Kulon Progo (KUA Wates) – Setiap manusia tentu saja merasa senang jika memiliki sebuah perhiasan, apalagi yang bernama permata. Rasulullah SAW bersabda : “ Ada empat permata yang ada dalam diri bani adam yang dapat hilang/ rusak karena empat perkara yang lain,.. (Ibnu Hajar Asqalani, kutipan Nashoihul Ibad). Demikian disampaikan penyuluh agama KUA Wates, Sofwati, S.Ag. dalam kultumnya pada Ahad malam (29/10/2023) di Majelis Taklim Adz-Dzakiroh yang bertempat di Masjid Ar-Roudloh, Wonosidi Lor, Wates. . Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin mingguan dengan tempat bergilir, yang diawali dengan do’a menuntut ilmu, membaca surat Al-fatihah dan tadarus Al-qur’an sebanyak satu juz setiap kelompok, dan dihadiri oleh kelompok ibu-ibu yang berjumlah sekitar 25 orang.

Lebih lanjut dalam paparannya Sofwati menyampaikan bahwa setidaknya ada empat permata dalam diri bani adam tersebut antara lain “Pertama adalah  akal. Dalam Al-Qur’an banyak kita jumpai ayat-ayat yang memerintahkan kita untuk berfikir dan menggunakan akal, namun akal dapat rusak dengan marah, sebab marah dapat menghilangkan akal sehat, banyak kejadian yang tidak diinginkan karena dalam kondisi marah.Kedua adalah agama, yang merupakan aturan hidup antara manusia dengan Allah, manusia dengan sesamanya, serta manusia dengan lingkungannya, namun agama dapat rusak dengan sifat hasud atau dengki, karena hasud dapat memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar. Ketiga adalah rasa malu, sifat malu adalah permata yang sangat berharga, karena merupakan harga diri dan daya kekuatan setiap orang  untuk selalu berbuat baik dan pantas, namun rasa malu dapat hilang dengan tamak/ rakus.yakni menginginkan kenikmatan sebanyak-banyaknya walau didapat dengan jalan yang tidak halal, merasa tidak puas dengan apa yang telah dimiliki,dan Ke-empat  adalah amal shalih, yakni perbuatan baik yang membawa kemaslahatan bagi sesama, dan amal shalih dapat rusak dengan ghibah, yakni menceritakan keburukan seseorang kepada orang lain, dan hal ini sering tidak kita sadari. “untuk itu, marilah kita jaga empat permata ini, yakni akal, agama, rasa malu dan amal shalih dan kita hindari sifat buruk yang merupakan penyakit hati yang dapat merusak permata tersebut, semoga kita selalu istiqomah dalam beribadah dan selalu dilindungi oleh Allah dari penyakit hati”, tuturnya.

Majelis taklim diakhiri dengan informasi-informasi , ramah tamah dan do’a kafarotul majelis yang dipimpin oleh ibu Eni selaku pengurus majelis taklim.  Salah satu peserta pengajian Mursyidah mengaku sangat senang dengan mengikuti majelis dzikir ini, “Alhamdulillah dapat bertambah ilmu, tambah teman, bisa belajar mengaji Al-qur’an dan lain-lain,” ucapnya. (sof/dpj)

1 reply

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *