Upaya Wujudkan Keluarga Sakinah, KUA Sentolo Gelar Bimbingan Perkawinan
Kulon Progo (KUA Sentolo) – KUA Sentolo kembali mengadakan Bimbingan Perkawinan Mandiri Angkatan VII pada Selasa (28/5/2024) di Gedung Balai Nikah KUA Sentolo. Acara diikuti oleh 21 pasang calon pengantin di wilayah setempat.
Kepala KUA Sentolo, Wildan Isa Anshory, S.H.I., M.H dalam sambutannya mengatakan “Kegiatan bimbingan perkawinan ini digelar agar para calon pengantin dapat menimba ilmu dari nara sumber yang sudah berpengalaman dibidangnya. Ilmu yang diberikan dapat menjadi bekal dalam menjalani bahtera rumah tangga sehingga akan tercipta keluarga berkualitas, sakinah, mawadah, warahmah, tuturnya “.
Wildan sebagai pemateri pertama, menyampaikan materi tentang Menyiapkan keluarga Sakinah. Dalam pemaparannya Ia mengatakan bahwa keluarga sakinah adalah keluarga yang dalam kesehariannya tercipta suasana ketentraman dan kasih sayang.
Pemateri ke dua dari PLKB Fransiscus Rinto Abriantoro S.Pd tentang menyiapkan keluarga berkualitas. Dalam pemaparannya disampaikan bahwa keluarga berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dengan ciri: sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Terciptanya keluarga berkualitas dimulai dari terbentuknya generasi berkualitas. Upaya untuk menyiapkan generasi berkualitas salah satunya dengan menghindari terjadinya _stunting_. Oleh karena itu dalam membangun sebuah keluarga, pasangan suami istri penting untuk memahami pola hidup sehat agar mampu melahirkan generasi berkualitas pula.
Materi terakhir tentang memenuhi kebutuhan keluarga dan mengelola keuangan keluarga disampaikan oleh penghulu KUA Sentolo, Abdul Rozak, S.Ag., M.A.
Menurut Rozak, dalan memenuhi kebutuhan keluarga baik itu kebutuhan lahir maupun batin diperlukan strategi, setidaknya ada dua strategi utama yang diperlukan: pertama, manajemen ekonomi keluarga, yaitu bagaimana mengelola pendapatan agar tidak melebihi pengeluaran dengan tidak mengesampingkan kebutuhan keluarga. Kedua, manajemen emosi, yaitu kemampuan mengendalikan keinginan-keinginan yang hanya bersifat mengikuti mode di masyarakat tapi tidak menjadi kebutuhan utama keluarga. Manajemen emosi diperlukan untuk bisa menentukan kebutuhan mana yang harus diutamakan dan mana yang bisa ditunda. (cho/dpj)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!